SIDOARJO, KOMPAS.com - Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Arief Rosyid Hasan membalas PDI-P yang mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa saja ditinggal koalisi Prabowo-Gibran usai lengser.
Arief mengatakan, Jokowi hanya akan kembali menjadi rakyat biasa usai lengser dari Presiden.
"Pak Jokowi di banyak kesempatan menyampaikan setelah jadi Presiden akan menjadi rakyat biasa. Beliau dari rakyat, dicintai rakyat, dan akan kembali ke rakyat," ujar Arief saat dimintai konfirmasi, Jumat (9/2/2024).
Baca juga: Prabowo Kampanye di Sidoarjo, TKN: Penting Yakinkan Pemilih Jatim H-5 Pencoblosan
Arief menjelaskan, Jokowi tidak memiliki kepentingan apapun selain demi bangsa dan negara.
Dia menyebut rencana Jokowi yang akan kembali menjadi rakyat biasa sebagai teladan sempurna.
"Seperti itulah teladan sempurna sebagai negarawan, tidak melulu bicara kepentingan dan kekuasaan," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengingatkan Presiden Joko Widodo agar sadar diri dengan kekuasaannya saat ini.
Ia berharap mantan Wali Kota Solo itu tak terlena dengan berbagai pihak yang ada di sekelilingnya.
Apalagi, pihak-pihak yang saat ini duduk di Koalisi Indonesia Maju (KIM) serta mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Ini hati-hati, pertanyaannya apakah koalisi besar tadi itu semua kompak ikhlas lahir batin untuk kawal Jokowi?” ucap Komarudin dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (8/2/2024).
Ia lantas mengingatkan Jokowi bahwa ada batas dalam kekuasaan.
Baca juga: TKN Ungkap Prabowo Telah Penuhi Janji untuk Majukan Sepak Bola Indonesia
Komarudin pun menyinggung proses turunnya Presiden ke-2 RI Soeharto pada tahun 1998.
Kala itu, orang dekat Soeharto, Harmoko, yang menjabat sebagai pimpinan DPR/MPR sempat menyatakan bahwa masyarakat masih menginginkan Soeharto untuk memimpin pemerintahan.
“Pak Harmoko (mengatakan), 'Bapak masih dikehendaki oleh rakyat Indonesia',” jadi waktu sidang umum (MPR) dia semangat pukul palu sampai palu terlepas dari tangkai,” tutur dia.
Namun, Komarudin menekankan, saat gelombang demonstrasi mahasiswa semakin besar sampai memasuki dan menduduki gedung DPR RI, sikap Harmoko pada Soeharto berubah.
Baca juga: Ahok Kritik Gibran, TKN: Trouble Maker, Mulutnya Enggak Beri Kesejukan