Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Elektabilitas Prabowo-Gibran Tembus 52,5 Persen, TKN: Kemenangan Satu Putaran Sudah Terlihat

Kompas.com - 08/02/2024, 18:22 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Budisatrio Djiwandono mengaku bersyukur dengan hasil survei dari Populi Center yang menunjukkan angka 52,5 persen untuk elektabilitas Prabowo-Gibran.

“Syukur Alhamdulillah, kemenangan satu putaran sudah terlihat. Artinya, masyarakat Indonesia setuju dengan masa depan yang ingin dituju oleh Prabowo-Gibran, dan Insya Allah siap untuk memberikan mandat pada 14 Februari nanti," kata Budisatrio melalui keterangan persnya, Kamis (8/2/2024).

Hal tersebut disampaikan Budisatrio di Media Center Prabowo Gibran, Jalan Sriwijaya 1 Jakarta Selatan, Rabu (7/1/2024).

Meski demikian, Budisatrio mengingatkan, kemenangan satu putaran versi survei ini harus dikawal agar menjadi kenyataan.

Baca juga: TKN Klaim 500.000 Orang Sudah Daftar untuk Hadiri Kampanye Akbar Prabowo-Gibran di GBK

“Sekarang, tugas kita adalah mengawal kemenangan agar benar-benar menjadi nyata pada tanggal 14 Februari nanti. Ini membutuhkan kerja keras kita bersama, mulai dari tim sukses, relawan, hingga masyarakat yang mendukung Prabowo-Gibran," jelasnya.

Dia mengungkapkan, pendukung bisa melakukan beberapa hal untuk mengawal kemenangan Prabowo-Gibran. Pertama, dengan memastikan dan mengajak semua pendukung untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS).

Budisatrio kemudian menyampaikan hal yang bisa dilakukan oleh para pendukung Prabowo Gibran dalam rangka mengawal kemenangan.

“Karena percuma mengaku mendukung Prabowo-Gibran, jika kemudian tidak memberikan suara ke TPS. Satu suara kita sangat berharga," ucapnya.

Baca juga: Prabowo-Gibran Akan Pasang Ornamen Imlek Warna Biru Saat Kampanye Akbar di GBK

Kedua, lanjut Budisatrio, dengan ikut mengawasi proses pencoblosan di TPS masing-masing agar kecurangan tidak terjadi.

“Kita telah menemukan banyak sekali indikasi kecurangan. Mari kita kawal suara kita, hadiri penghitungan dan foto formulir C1 di TPS masing-masing," sambungnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan fitnah dan hoaks yang bertebaran menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Kita juga melihat tren meningkatnya fitnah dan hoaks terhadap Prabowo-Gibran, dan diprediksi semakin bertambah menuju hari pemilihan. Kita berharap agar masyarakat berhati-hati, apalagi terkait dengan isu-isu sensitif," ungkapnya.

Baca juga: Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin Bakal Bareng Kampanye di Jakarta, Ini Imbauan TKN untuk Pendukung

Menurutnya, kemampuan masyarakat untuk melawan fitnah dan hoaks akan memastikan kemenangan Prabowo-Gibran. Oleh karena itu, pemilihan umum (pemilu) yang jujur dan adil dibutuhkan agar Prabowo-Gibran bisa menang dalam satu putaran.

Sebagai informasi, sebelumnya, lembaga survei Populi Center mengumumkan hasil elektabilitas pasangan calon (paslon) Pilpres 2024 terbaru.

Survei tersebut melibatkan 1.500 responden yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia. Metodenya menggunakan tatap muka dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,53 persen.

Hasil survei itu menyebutkan bahwa Prabowo-Gibran unggul dengan 52,5 persen, diikuti paslon Anies-Muhaimin atau Amin sebesar 22,1 persen dan Ganjar-Mahfud 16,9 persen.

Baca juga: Erick Thohir Singgung Sepak Bola Maju di Kampanye Prabowo-Gibran, Cak Imin: Janji-janji Melulu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com