Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Masyarakat Pilih Pemimpin Bermoral dan Beretika, Megawati: Jangan Kepincut Sama Rupa

Kompas.com - 08/02/2024, 16:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengingatkan masyarakat agar tidak memilih pemimpin hanya berdasarkan pada rupa atau paras ganteng.

Dia menyebut, masyarakat harus memilih pemimpin yang mumpuni. Sebab, pemimpin harus pintar dan paham masalah yang akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan.

Awalnya, Megawati menyinggung pemilihan umum (Pemilu) yang diadakan lima tahun sekali bertujuan untuk mencari calon pemimpin yang mumpuni tersebut.

"Sebenarnya, kita ini disuruh berpemilu itu kenapa tho? Pemilihan umum itu sebenarnya hanya sebuah proses lima tahunan untuk apa? Untuk mencari pemimpin yang mumpuni," kata Megawati dalam acara kampanye akbar Harapan Jutaan (Hajatan) Rakyat Ganjar-Mahfud di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024).

Baca juga: Megawati: Enggak Apa-apa Terima Bansos, tapi Coblosnya Jangan Goyang

Megawati lantas mengungkapkan bahwa pemimpin mumpuni adalah pemimpin yang cerdas dan pintar, serta mampu memecahkan masalah.

Oleh karena itu, dia tidak ingin masyarakat memilih pemimpin hanya berdasarkan pada paras rupawan.

"Kalau ada pemimpin yang bodoh mau dipilih apa tidak? Benar? Namanya saja pemimpin nah seperti Bung Karno bapak saya orangnya itu ganteng, makanya saya putrinya jadi cantik. Cucunya cantik, sudah itu apa? Pintar. Jadi jangan kepincut sama rupa," ujar Megawati.

Baca juga: KSAD Sarankan Megawati Laporkan Dugaan TNI Intimidasi Rakyat, PDI-P: Lebih Baik Lakukan Otokritik

Namun, Megawati tidak memungkiri bahwa memilih pemimpin dari sisi rupa boleh-boleh saja.

Hanya saja, dia menekankan bahwa ketampanan itu tetap harus dibarengi dengan kepintaran.

Selain pintar, Presiden kelima RI ini juga meminta masyarakat memilih pemimpin yang beretika dan bermoral.

"Yang pertama, boleh ngeliat ganteng cantik. Yang kedua apa? Harus pintar, punya etika dan moral. Menyayangi seluruh rakyat Indonesia yang akan dia pimpin. Betul apa tidak? Tidak boleh seperti banyak kejadian kemarin," kata Megawati.

Baca juga: Co-Captain Timnas Amin Puji Megawati: Beliau Talent Scouter yang Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com