SEMARANG, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan, banyak kampus yang mengkritik demokrasi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai tanda demokrasi sedang tidak baik-baik saja.
Dia mengatakan, kritik kampus tersebut sebagai bentuk tanda demokrasi di Indonesia perlahan dilucuti.
"Jadi ini pertanda demokrasi sedang dilucuti," kata Anies dalam acara Desak Anies di Semarang, disiarkan kanal YouTube pribadinya, Senin (5/2/2024).
Baca juga: Wapres Klaim Pemerintah Bakal Evaluasi setelah Dikritik Kampus
Anies mengatakan, suara kampus-kampus mengkritik Jokowi adalah bentuk kemampatan aspirasi politik di Indonesia.
Partai politik dan DPR dinilai tak berfungsi, sehingga aspirasi itu mencari jalur yang tidak pampat, yaitu di kampus-kampus.
"Ketika kepampatan terjadi, maka aspirasi mencari jalur baru, dan kampus selalu menjadi artikulator ketika aspirasi itu mampet," tuturnya.
"Ketika kampus-kampus itu menyarakan pendapat, itu artinya ada aspirasi yang kuat yang pampat yang tidak diutarakan di dalam channel politik yang ada, enggak didengar. Di situ kemudian kampus bergerak, kampus menyuarakan," sambung Anies.
Dia juga menegaskan, jangan pernah menuduh gerakan kampus sebagai gerakan partisan yang dipengaruhi oleh aktor politik tertentu.
Karena menurut Anies, gerakan kampus adalah gerakan murni yang dilakukan berdasarkan etika dan moral bangsa.
"Datang ke Gadjah Mada (Universitas Gadjah Mada), di situ pandangannya berbeda-beda, ke Undip (Universitas Diponegoro Semarang) pandangannya beda-beda. Tapi sampai ke masalah etika urusan tata negara mereka berpandangan sama," tandasnya.
Baca juga: Soroti Kampus Kritik Jokowi, Cak Imin: Lampu Merah untuk Indonesia
Sebagai informasi, sejumlah sivitas akademika memberikan kritik agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali ke koridor demokrasi.
Sejumlah kampus tersebut yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (2/2/2024), Universitas Islam Indonesia (UII) Kamis (1/2/2024), kemudian Universitas Indonesia (UI) berbarengan dengan UGM.
Disusul Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Andalas Sumatera Barat, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Universitas Padjajaran Bandung, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.