Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jelang Debat Pilpres Terakhir, TKN Beberkan Strategi Prabowo-Gibran Entaskan Kemiskinan

Kompas.com - 02/02/2024, 15:19 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komandan Tim Komunikasi Bravo Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Budisatrio Djiwandono mengungkapkan serangkaian target yang ingin dicapai oleh pasangan nomor urut 2 (dua) dalam bidang kesejahteraan sosial.

Seperti diketahui, kesejahteraan sosial akan menjadi salah satu bahasan dalam debat terakhir Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, pada Minggu (4/2/2024).

Budisatrio menjelaskan bahwa Prabowo-Gibran memiliki strategi mengurangi angka kemiskinan dan menghapus kemiskinan absolut, dengan fokus pada keberpihakan terhadap petani dan nelayan di desa.

“Prabowo-Gibran menjadikan pengentasan kemiskinan adalah perhatian utama. Targetnya, dalam dua tahun pertama kami akan menghapuskan kemiskinan ekstrim jadi 0 persen, dan juga menekan angka kemiskinan menjadi di bawah 5 persen dalam waktu lima tahun pemerintahan. Saat ini (tingkat kemiskinan) masih di angka 9,36 persen,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Pengamat: Jika AHY Menko Polhukam, Demokrat Harus “Balas Budi” Menangkan Prabowo-Gibran

Selain itu, Budisatrio menegaskan komitmen Prabowo-Gibran untuk melanjutkan program kesejahteraan sosial yang sudah berjalan baik di bawah pemerintahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). 

Dalam visi-misi Prabowo-Gibran, kata dia, terdapat prioritas utama terkait kesejahteraan sosial. Prioritas utama ini termasuk melanjutkan dan menyempurnakan kartu-kartu kesejahteraan sosial serta kartu usaha.

“Program-program seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), KIS Lanjut Usia (Lansia), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako, Prakerja, Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), dan Program Keluarga Harapan (PKH) akan (terus) kami lanjutkan,” imbuh Budisatrio.

Dalam konteks baru, lanjut dia, Prabowo-Gibran berencana menghapus Kartu Tani dan menggantinya dengan program yang lebih efektif untuk memastikan ketersediaan pupuk bagi petani.

Baca juga: Ganjar: Sumatera Selatan Harusnya yang Paling Gampang Peroleh Pupuk karena Ada Pabriknya

Budisatrio juga menyoroti masalah distribusi bantuan sosial (bansos) dan mengakui adanya keluhan tentang ketidaktepatan sasaran.

Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk terus memperbaiki dan memperbarui data penerima bansos secara terus menerus dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat.

“Perlu perbaikan dan update yang terus menerus terhadap data penerima, tentunya sesuai perundangan yang ada. Prinsipnya adalah transparansi, akuntabilitas dan peran serta masyarakat. Tak boleh ada korupsi pada hak rakyat kecil seperti ini,” jelas Budisatrio.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa strategi kedua yang diusung oleh Prabowo-Gibran adalah melibatkan kolaborasi dan sinergi antar program kesejahteraan sosial.

Baca juga: Sosiolog: Perlu Kolaborasi Antar Keluarga demi Mencegah Tawuran di Jakarta

Budisatrio mengungkapkan bahwa perlu dilakukan penguatan sinergi dan integrasi antara program kesejahteraan sosial yang saat ini masih tersebar di sejumlah kementerian dan lembaga, pemerintah daerah (pemda), dan dunia usaha.

“(Sinergi) ini bisa kami lakukan dengan menggunakan Basis Data Terpadu (BDT), serta mendorong pemberlakuan Nomor Identitas Tunggal (NIT) sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,” tuturnya.

Terakhir, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra itu menekankan perlunya untuk mendorong kemandirian masyarakat agar upaya pengentasan kemiskinan dapat berkelanjutan.

Prabowo-Gibran, kata dia, berkomitmen untuk mencapai hal tersebut melalui pemberdayaan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja.

Baca juga: Ganjar Janji Genjot SDM Bekualitas dan Buka Lapangan Kerja jika Terpilih pada Pilpres

Meski demikian, Budisatrio juga menyoroti pentingnya ketepatan waktu dalam pemberian bansos, terutama dalam situasi kritis seperti pandemi Covid-19 atau bencana alam.

“Saat kritis seperti pandemi Covid-19 atau El Nino tahun lalu yang menyebabkan gagal panen, rakyat wajib dibantu. Bantuan (diharapkan dapat) disalurkan sesegera mungkin agar masyarakat tidak jatuh kembali ke dalam kemiskinan,” jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com