Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kubu Anies dan Ganjar Kompak Ungkap Dugaan Sabotase Bus Relawan untuk Kampanye...

Kompas.com - 01/02/2024, 05:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kubu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, satu suara dengan kubu capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, soal dugaan sabotase terhadap bus relawan.

Bus tersebut sedianya disiapkan untuk mengangkut relawan masing-masing ke lokasi kampanye akbar. Meskipun waktu dan lokasi kampanye kedua pasangan calon (paslon) berbeda, namun, baik kubu Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud mengaku dihalang-halangi.

Pembatalan sepihak

Bus yang disebut disabotase oleh kubu Anies-Muhaimin sedianya bakal mengangkut relawan ke lokasi kampanye akbar di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu, 10 Februari 2024. Pada hari terakhir masa kampanye tersebut, Anies-Muhaimin berencana menggelar kampanye secara besar-besaran.

Namun, Anies mengaku menerima laporan bahwa ada pembatalan sepihak dari pihak penyedia jasa bus yang mestinya mengangkut massa untuk kampanye akbar itu.

"Ya kami mendengar laporan-laporan tentang pembatalan sepihak atas bus-bus itu,” ujar Anies di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Baca juga: Anies: Kalau Nanti Ada yang Datang Bawa Bansos, Ganti Pilihan Tidak?

Meski begitu, Anies bilang, upaya sabotase ini tak menghentikan para relawan. Justru, menurutnya, halangan semacam ini akan semakin mendorong semangat para pendukungnya.

"Betapa kebebasan dalam menjalankan kegiatan kampanye terganggu. Bukankah kita mau menjaga iklim demokrasi yang sehat. Bukankah semua harus dikasih kesempatan yang sama?" lanjutnya.

Anies pun mempertanyakan apakah kondisi seperti ini akan dibiarkan terus berlanjut atau dihentikan. Sehingga mantan Gubernur DKI Jakarta itu semakin yakin bahwa Indonesia butuh perubahan.

"Pertanyaan, apakah praktik ini mau dibiarkan? Apakah cara seperti ini mau dilanjutkan? Justru ini membuat kita semakin yakin Indonesia perlu perubahan," tegas Anies.

Terpisah, Muhaimin Iskandar meminta agar pihak penyedia jasa bus tak melakukan pembatalan secara sepihak. Apalagi, kampanye Anies-Muhaimin pada 10 Februari mendatang merupakan agenda kampanye nasional.

"Ini agenda kampanye. Artinya agenda pemilu. Tolong saling bahu membahu. Bus-bus yang membatalkan, tolong jangan dibatalkan, ini bagian dari agenda nasional," tutur pria yang akrab disapa Cak Imin itu.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini tak ingin pihak perusahaan bus mencampuradukan urusan politik dengan ekonomi. Muhaimin juga meminta perusahaan bus tak takut terhadap ancaman.

"Jangan takut. Saya akan back up bus-bus yang dapat ancaman, kepada masyarakat ayo kita lancarkan semua proses. Saling hormati dan kalau ada hambatan kita harus melakukan langkah-langkah cerdas dan waspada," tegasnya.

Muhaimin juga meminta aparat penegak hukum tidak campur tangan dalam urusan politik praktis. Termasuk, tak melakukan intimidasi terhadap relawan Anies-Muhaimin maupun perusahaan bus.

“Saya minta, kalau ada polisi atau aparat yang menekan-nekan PO (bus), ya kalau ada juga yang menekan-nekan perusahaan, tolong hentikan,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com