Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Pilpres 1 Putaran Dinilai Sekadar Propaganda, Rakyat Diharap tak Resah

Kompas.com - 24/01/2024, 19:59 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gagasan dari kubu capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka supaya pemilihan presiden (Pilpres) 2024 hanya digelar satu putaran dinilai sekadar propaganda politik.

Menurut Ketua Badan Pengurus Centra Initiative dan Peneliti Senior Imparsial Al Araf, sampai hari ini menurut hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei terungkap belum ada persentase elektabilitas capres-cawapres yang menembus angka di atas 50 persen.

"Jadi kecil sekali kemungkinan untuk terjadi satu putaran. Bahkan kemungkinan besar terjadi 2 putaran," kata Al Araf dalam diskusi di daerah Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).

Menurut Al Araf, isu Pilpres 1 putaran yang digaungkan oleh kubu Prabowo-Gibran hanya berupaya buat menggiring opini masyarakat.

Baca juga: Boy Thohir Sebut Sepertiga Penyumbang Ekonomi RI Siap Menangkan Prabowo-Gibran 1 Putaran

"Lantas apa alasan yang digagas salah satu kandidat tertentu? Propaganda politik untuk menggiring massa ke dalam ruang 1 putaran. Menurut saya itu propaganda politik yang tidak memiliki argumentasi yang kuat," papar Al Araf.

Al Araf juga meminta supaya masyarakat tidak usah terlalu risau dan khawatir apakah Pilpres akan digelar dalam 1 atau 2 putaran.

"Jadi jangan terlalu khawatir 1 atau 2 putaran," ucap Al Araf.

Dia membandingkannya dengan Pilpres 2009. Saat itu, kata Al Araf, dalam beberapa kali survei yang dilakukan beberapa waktu sebelum Pilpres, tingkat elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono mencapai angka 70 persen.

Baca juga: Ganjar Sowan ke Ponpes di Lampung, Didoakan Menang Pilpres 1 Putaran


Tingkat elektabilitas SBY-Boediono itu kemudian menurun menjadi 67,5 persen sekitar sebulan sebelum pemungutan suara.

Kemudian usai pemungutan suara ternyata perolehan suara SBY-Boediono mencapai 60,80 persen.

"Artinya apa? Jangan berharap Pilpres berlangsung satu putaran kalau elektabilitasnya belum bisa di atas 60 persen. Secara empirik 2009 seperti itu dan hari ini angka masih 45 persen," ucap Al Araf.

Selain itu, kata Al Araf, persyaratan pasangan kandidat bisa memenangkan Pilpres 2024 dengan 1 putaran tak cuma harus memenuhi syarat 50 persen suara + 1. Namun, pasangan calon juga harus mendapatkan sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar lebih dari setengah jumlah provinsi.

Baca juga: Kubu Prabowo Gaungkan 1 Putaran Usai Terima Dukungan Penjahit: Hemat Puluhan Triliun, Mending untuk Jahit Baju

"Berat. Makanya enggak mudah kalau mau 1 putaran. Harus 50 persen+1 plus 20 persen perolehan suara di sebaran wilayah pemilihan," ujar Al Araf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com