Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Hubungan PBNU dengan Pemerintah Jokowi, Gus Nadir: Dekat atau Melekat?

Kompas.com - 21/01/2024, 15:49 WIB
Syakirun Ni'am,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekian Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengakui Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dekat dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Gus Nadir, sejak dahulu NU memang tidak pernah mengambil posisi memusuhi pemerintahan yang sah dan memilih posisi antipemerintah.

Hal ini sesuai dengan akidah ahlussunnah wal jamaah.

Baca juga: Gus Nadir Sebut Publik Melihat PBNU Rangkul Semua Partai Kecuali PKB


Meski demikian, Gus Nadir mempertanyakan apakah PBNU di masa kepemimpinan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya ini bisa dikatakan dekat pemerintah atau melekat.

“Karena kalau sudah melekat tahi kambing terasa cokelat, kan begitu,” ujar Gus Nadir dalam wawancara eksklusif di program GASPOL! yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Menurut Gus Nadir, jika PBNU melekat dengan pemerintahan akan menjadi sulit bertindak obyektif.

Karena itu, beberapa waktu terakhir muncul banyak pertanyaan dari para aktivis hak asasi manusia (HAM), lingkungan, dan antikorupsi mengenai bagaimana sikap PBNU terhadap pemerintah.

Baca juga: Gus Nadir Ungkap Awal Mula Keretakan PBNU dengan PKB

Pertanyaan itu diajukan lantaran menjelang kemenangannya sebagai Ketua Umum PBNU dalam Muktamar di Lampung 2021 lalu, Gus Yahya menggunakan tagline menghidupkan Gus Dur.

“Sehingga orang-orang bilang, ‘Loh Gus Dur itu kan di masa Orde Baru sangat kritis’,” kata Gus Nadir.

“Bahwa Gus Dur menjadi bagian pemerintahan kan hanya dua tahun yang kemudian disuruh turun,” ujar dia.

Gus Nadir juga melihat PBNU di kepemimpinan Gus Yahya tidak bersikap dalam beberapa momentum penting.

Ketika masyarakat mendapai dugaan perbuatan korup pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo misalnya, justru mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang bersuara lantang.

Kiai Said menyerukan warga NU untuk memboikot membayar pajak.

Kemudian, ketika Mahkamah Konstitusi (MK) menerbitkan putusan kontroversial mengenai syarat batas usia calon presiden dan wakil presiden.

Baca juga: Masuk TKN Prabowo-Gibran, Khofifah Bakal Nonaktif di PBNU Mulai Besok

Putusan itu yang membuat putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka bisa melenggang maju menjadi calon wakil presiden dan sarat dengan pelanggaran etik.

Halaman:


Terkini Lainnya

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com