Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasta Berpeluang Dilibatkan dalam Proyek "Giant Sea Wall"

Kompas.com - 20/01/2024, 22:51 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, terdapat kemungkinan proyek Giant Sea Wall atau tanggul pantai dan laut raksasa digarap dengan menggandeng sektor swasta.

Menurut Airlangga, perkiraan biaya pembangunan proyek itu diperkirakan bisa mencapai Rp 600 triliun sampai Rp 700 triliun.

"Tergantung berapa besar karena itu studinya kita sedang siapkan. Kalau kita bicara di utara Jakarta saja sekitar Rp 180 triliun," kata Airlangga dalam jumpa pers di Hotel Pullman, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/1/2024).

Soal sumber dana, kata Airlangga, mereka sedang mempertimbangkan buat menggandeng pemodal buat ikut mendanai proyek itu.

Baca juga: Apa Itu Giant Sea Wall yang Disebut Prabowo Lindungi Pulau Jawa?

"Dananya investor banyak yang mau masuk. Public private partnership," ucap Airlangga.

Menurut Airlangga, proyek Giant Sea Wall masih terus dikaji. Selain itu, kata dia, proyek Giant Sea Wall juga dibuat bertahap dan masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

"Dan tahapan yang sudah dilakukan sebagian di Jakarta, dan yang lebih masif lagi adalah Demak Semarang," ucap Airlangga.

"Tetapi kami akan menyisir pesisir utara di mana kita akan melihat di pesisir utara dampak ke masyarakat, dan dampak kepada kawasan ekonomi yang ada di sana karena kawasan ekonomi kita sebagian besar di utara dan ini bisa terancam oleh rob," sambung Airlangga.

Baca juga: 4 Dampak Giant Sea Wall Menurut Walhi


Tanggul pantai dan laut raksasa itu merupakan struktur yang dibangun di sepanjang pantai yang memisahkan lahan dan air.

Dikutip dari situs Bank Data Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, tembok atau tanggul ini dibangun terutama untuk mencegah erosi dan kerusakan akibat gelombang laut.

Tanggul itu mulanya dibangun buat menangani banjir yang sering melanda DKI Jakarta karena posisi tanahnya sudah berada di bawah permukaan air laut.

Selain itu, tanggul juga dibangun buat menampung air dengan jumlah cukup banyak sebagai sumber air bersih.

Baca juga: Bukan Atasi Masalah, Giant Sea Wall Dinilai Munculkan Problem Baru

Gagasan pembangunan tanggul laut raksasa Jakarta dan reklamasi pulau muncul pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo para sekitar 2010.

Awalnya, giant sea wall akan dibangun pada 2020-2030 dengan tahap groundbreaking pada 2014.

Pembangunan tanggul laut sepanjang 32 kilometer dimulai pada 2014 bernama proyek Garuda Agung. Pembangunannya direncanakan dimulai dari wilayah Jakarta sampai semua pesisir utara Pulau Jawa.

Akan tetapi, menurut pemberitaan surat kabar The Guardian (22/11/2016), sejumlah masalah mewarnai proyek ini termasuk lingkungan hidup, keuangan, dan hukum membuat proyek ini mandek.

Baca juga: Prabowo Dorong Pembangunan Giant Sea Wall, Ganjar: Memang Satu Guru dengan Saya

Selain itu, proyek giant sea wall juga diwarnai kontroversi penggusuran massal desa-desa nelayan tradisional dan komunitas tepi laut. Sebagian besar rumah warga telah rata oleh tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com