Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagasan Rudal Hipersonik dari Ganjar dan Potensi Perlombaan Senjata Baru

Kompas.com - 09/01/2024, 05:30 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gagasan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo tentang perlunya memiliki alat utama sistem persenjataan (alutsista) strategis seperti rudal hipersonik dinilai mesti mempertimbangkan potensi munculnya perlombaan senjata (arms race) di regional.

"Akuisisi rudal ini dapat memicu potensi instabilitas kawasan hingga perlombaan senjata," kata pengamat pertahanan dan militer sekaligus Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Universitas Paramadina Anton Aliabbas, saat dihubungi pada Senin (8/1/2024).

Saat ini kondisi keamanan kawasan Asia tengah menghangat akibat perselisihan antara China dan Amerika Serikat.

Selain sengketa tentang kawasan Laut China Selatan, upaya China buat kembali menyatukan Taiwan mendapat penentangan dari AS. Sebab hubungan bilateral Taiwan dan AS selama ini sangat erat.

Baca juga: Ganjar Ingin Hidupkan Kembali Bekraf jika Jadi Presiden

Selain itu, kepemilikan senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara juga dianggap membuat stabilitas kawasan Asia Timur mudah menghangat. Di sisi lain, Jepang dan Korea Selatan merupakan sekutu dari AS.

Australia juga disebut tengah mengembangkan rudal hipersonik bersama Amerika Serikat. Bahkan Australia, AS, dan Inggris sudah mengikat pakta keamanan trilateral berjuluk AUKUS sejak 15 September 2021.

Menurut Anton, pemerintah mesti mempunyai panduan pengembangan postur pertahanan supaya pembangunan fokus dan terarah, serta tak mudah terganggu dengan keinginan mendadak.

"Karena itu keberadaan Buku Putih Pertahanan yang merupakan dokumen resmi menjelaskan kebijakan pertahanan termasuk rencana pembangunan kekuatan pertahanan menjadi esensial," ucap Anton.

Baca juga: Pede Menang 1 Putaran, Ganjar Mengaku Siapkan Kabinet Zaken


Menurut Anton, Buku Putih Pertahanan merupakan amanat Pasal 16 (4) Undang-Undang Nomor 3/2002 tentang Pertahanan Negara.

Pemerintah, kata Anton, mesti menyelesaikan perumusan buku putih itu sesuai amanat UU. Selain itu pemerintah diharap mesti melakukan pendekatan diplomasi kepada negara-negara tetangga buat meyakinkan mereka rudal hipersonik itu bukan buat mengancam, jika memang ingin mewujudkan harapan itu.

"Buku Putih ini setidaknya dapat ditujukan untuk membangun kepercayaan, baik publik domestik maupun internasional, bahwa akusisi hipersonik tidak dalam konteks pengembangan strategi ofensif," papar Anton.

Rudal hipersonik sempat disinggung oleh calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat ketiga Pilpres 2024, yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Baca juga: Jokowi Sebut Data Pertahanan Tak Semua Bisa Dibuka, Ganjar: Ada di Kemenko Polhukam, Terbuka di Website

Menurut Ganjar, Indonesia di masa mendatang perlu melakukan penataan gelar pasukan karena Ibu Kota Nusantara (IKN) jadi pusat baru untuk mengantisipasi konflik global.

Selain itu, kata Ganjar, Indonesia perlu mempunyai senjata taktis seperti misil hipersonik buat mengantisipasi peperangan jika pecah konflik terbuka antara China dan Amerika Serikat.

"Untuk itulah dengan teknologi sakti, rudal hipersonik, senjata otonomi itu bisa dilakukan kalau anggaran Kemenhan, satu atau dua persen dari PDB," kata Ganjar.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com