Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Banyak Isu Tak Terungkap Saat Debat, Fahira Idris Minta Debat Capres-Cawapres di Luar KPU

Kompas.com - 08/01/2024, 15:35 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Fahira Idris berharap ada institusi pendidikan juga ikut menggelar debat antar calon presiden/calon wakil presiden (capres/cawapres) di luar debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Fahira Idris menilai, dari tiga debat yang sudah digelar KPU, masih banyak isu-isu krusial dan persoalan sehari-hari rakyat yang seharusnya jadi pangkal perdebatan belum terungkap.

Menurutnya hal tersebut terjadi karena keterbatasan waktu, subtema debat yang terlalu banyak, dan format debat yang masih sangat kaku menutup kesempatan pasangan calon (paslon) untuk lebih mengeksplorasi gagasannya.

“Oleh karena itu, publik memerlukan panggung debat tambahan agar gagasan semua paslon terkait isu-isu penting yang belum disinggung dalam debat KPU bisa diadu kembali dan dinilai mana yang terbaik oleh masyarakat luas," kta Fahira Idris.

"Saya berharap institusi pendidikan terutama kampus. lembaga think tanks, maupun civil society organization bisa memfasilitasi debat tambahan ini,” tambah Fahira Idris di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Baca juga: Fahira Idris: Capres dan Cawapres Harus Dengar Suara Para Ibu

Anggota DPD RI dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta ini mencontohkan debat ketiga antarcapres yang bertemakan Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik, tidak menyinggung sama sekali sikap, pandangan dan solusi para capres terkait isu pengungsi Rohingnya.

Padahal pengungsi Rohingnya semakin banyak mendarat di sejumlah wilayah di Aceh dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Selain menjadi isu paling mutakhir, Fahira Idris mengatakan, para capres sebenarnya memiliki pandangan yang berbeda soal isu pengungsi Rohingya sehingga idealnya harus dibahas dalam debat.

"Isu penting lain yang cukup mendesak, tetapi saat debat capres publik belum mendapat solusi konkret dari semua kandidat adalah soal pertahanan dan keamanan siber di Indonesia," ujar Fahira dalam siaran persnya, Senin.

Menurutnya pertahanan dan keamanan siber di Indonesia masih lemah sehingga terus berulang terjadinya kasus kebocoran data pribadi. Solusi paslon terhadap kejahatan siber yang sering menjerat masyarakat juga belum didengar publik.

Tidak hanya itu, kata dia, isu-isu dalam tema debat sebelumnya yang masih banyak menggantung. Misalnya, soal strategi masing-masing kandidat untuk mengembangkan ekonomi syariah yang sempat ramai saat sesi tanya jawab kandidat pada debat kedua antarcawapres.

Baca juga: Kondisi Politik Diprediksi Aman Jelang Puncak Kampanye, Fahira Idris: Masyarakat Jangan Mau Dipolarisasi

Fahira mengatakan,  panggung debat di luar KPU, bisa mengangkat khusus tema ekonomi syariah, mulai dari strategi penguatan pada halal value chain, keuangan syariah, usaha mikro kecil menengah (UMKM) berbasis produk syariah, dan ekonomi digital yang melayani produk syariah.

Dengan demikian, publik mengetahui kandidat yang paham dan memiliki gagasan terbaik soal ekonomi syariah yang memiliki pontensi sangat besar bagi Indonesia.

“Lima kali debat yang digelar KPU, dengan subtema yang sangat banyak, waktu yang sangat terbatas dan format debat yang masih belum mengalir, tidak akan cukup mengupas gagasan ketiga paslon.

"Padahal, sebelum memilih, publik butuh lebih banyak forum perdebatan agar bisa membandingkan paslon mana yang mereka pilih. Semoga ada lembaga atau organisasi yang menggelar debat pilpres tambahan dengan tema yang lebih spesifik,” ujar Caleg DPD RI Dapil DKI Jakarta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com