Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atikoh Hampir Mundur dari Beasiswa ke Jepang karena Alam Masih TK, tapi Didorong Ganjar

Kompas.com - 19/12/2023, 13:00 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Istri calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, mengungkapkan, dirinya pernah hampir membatalkan beasiswa magister yang diterimanya ke Jepang karena tidak kuasa meninggalkan anaknya, Zinedine Alam Ganjar, saat masih kecil.

Namun, di tengah keraguannya, Ganjar justru mendorong dan meyakinkan Atikoh untuk mengambil beasiswa tersebut.

"Awalnya ketika saya mau diberangkatkan ke Jepang memang mau mengundurkan diri karena Alam masih kecil, Alam itu masih TK. Tapi justru Mas Ganjar (yang dorong)," kata Atikoh di depan ribuan warga di halaman Pasar Pon, Trenggalek, Jawa Timur, Senin (18/12/2023) malam.

Baca juga: Atikoh Ganjar Sebut Pemberdayaan Perempuan Bakal Tekan Jumlah TKI

Atikoh mengungkapkan, saat itu ia bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN). Ia meminta izin kepada Ganjar untuk melamar beasiswa.

Setelah mengikuti prosedur, Atikoh yang saat itu juga menempuh pendidikan lanjutan di Institut Pertanian Bogor (IPB) lolos seleksi beasiswa di Universitas Tokyo. Ia pun meninggalkan Alam Ganjar yang masih kecil.

Berkaca dari peristiwa itu, Atikoh memandang pemberdayaan kaum perempuan tidak bisa hanya dilakukan oleh kelompok perempuan. Ia menekankan peran laki-laki yang memiliki perspektif gender sangat penting.

"Jadi waktu itu saya mau mengundurkan diri, tapi ternyata sama Mas Ganjar enggak boleh. ini adalah kesempatan, kesempatan tidak datang dua kali," ujar Atikoh.

"Jangan sampai nanti kita menyesal, saya terutama menyesal karena ada kesempatan kok kita buang," kenangnya.

Baca juga: Kiai Trenggalek Sebut Keluarga Atikoh Ganjar Perintis NU di Purbalingga

Pada kesempatan itu, Atikoh juga mengungkapkan, dirinya lahir dari keluarga yang memandang perempuan dan laki-laki dengan setara.

Anak laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan sesuai dengan kemampuan mereka.

Adapun Atikoh lahir di keluarga pesantren. Kakeknya, KH Muhammad Hisyam, mendirikan pesantren di daerah Purbalingga, Jawa Tengah, pada tahun 1929.

"Laki-laki atau perempuan asalkan kamu memang punya kemampuan, ayo sekolah," tutur Atikoh.

Adapun kedatangan Atikoh di Trenggalek merupakan bagian dari rangkaian kegiatan safari politiknya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Agenda dimulai dari Semarang, Jawa Tengah, lalu dilanjutkan ke Solo, Madiun, dan Ponorogo sebelum akhirnya masuk ke Trenggalek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com