Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Saat Jokowi Dikerubuti CEO untuk Foto Bersama di KTT APEC

Kompas.com - 17/11/2023, 22:01 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Presiden Joko Widodo saat dikerubungi para CEO perusahaan usai memberikan pidato pada APEC CEO Summit yang digelar di San Fransisco pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.Dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo saat dikerubungi para CEO perusahaan usai memberikan pidato pada APEC CEO Summit yang digelar di San Fransisco pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.
Presiden Joko Widodo saat dikerubungi para CEO perusahaan usai memberikan pidato pada APEC CEO Summit yang digelar di San Fransisco pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.Dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo saat dikerubungi para CEO perusahaan usai memberikan pidato pada APEC CEO Summit yang digelar di San Fransisco pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.
Presiden Joko Widodo saat dikerubungi para CEO perusahaan usai memberikan pidato pada APEC CEO Summit yang digelar di San Fransisco pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.Dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo saat dikerubungi para CEO perusahaan usai memberikan pidato pada APEC CEO Summit yang digelar di San Fransisco pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dikerubungi para CEO perusahaan setelah menyampaikan pidato pada APEC CEO Summit yang digelar di San Fransisco pada Kamis (16/11/2023) waktu setempat.

Kegiatan APEC CEO Summit merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2023.

Dilansir foto-foto resmi yang dibagikan Sekretariat Presiden pada Jumat (17/11/2023), tampak para CEO melakukan selfie bersama Presiden Jokowi secara bergantian.

Baca juga: Di Forum IPEF, Jokowi Sebut Indonesia Terbuka Jalin Kerja Sama

Pada saat selfie, Kepala Negara yang memegang handphone para pengusaha tersebut.

Sementara itu, pengusaha berpose dengan senyum yang diikuti senyum dari Presiden Jokowi.

Mengenai pengalaman selfie tersebut juga diungkapkan oleh Presiden saat memberikan keterangan pers selepas acara.

Kepala Negara mengaku dikerubuti karena para CEO ingin minta foto bersama.

"Enggak ada (pembicaraan). Minta foto saja," tutur Jokowi.

Sementara itu, saat memberikan pemaparan, Kepala Negara mengatakan, Indonesia merupakan pilihan yang tepat dan menjanjikan bagi para investor untuk berinvestasi.

Presiden menilai hal tersebut salah satunya dikarenakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi akan tumbuh dengan baik serta sejumlah potensi yang dimiliki oleh Indonesia.

“MF memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 5 persen di tahun 2023 dan di tahun 2024 diperkirakan 5,1 persen,” ucap Jokowi di hadapan para CEO.

Baca juga: Berbicara di KTT APEC, Jokowi Sampaikan 3 Isu Perubahan Iklim

Presiden juga menyampaikan bahwa selain memiliki potensi yang besar, dimulai dari sumber daya alam hingga sumber daya manusia, Indonesia juga memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif.

“Indonesia miliki potensi yang besar, kekayaan sumber daya alam, bonus demografi, pasar yang besar, stabilitas ekonomi terjaga, stabilitas politik terjaga, dan yang paling penting komitmen kuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif,” tutur dia.

Untuk itu, Kepala Negara memaparkan sejumlah sektor prioritas Indonesia yang dapat menjadi peluang investasi bagi para investor, salah satunya adalah dalam sektor hilirisasi industri.

Presiden menyebut, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar, Indonesia tengah berproses dalam membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi.

“Dan menargetkan memproduksi 600.000 mobil listrik di 2030, yang akan kita mulai tahun depan,” ujar dia. 


Oleh karena itu, Presiden berharap para pebisnis APEC dapat menjadi bagian dalam proses tersebut.

“Beragam insentif dan fasilitas telah disiapkan dan saya berharap pebisnis APEC dapat mengambil bagian besar di sektor ini,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com