JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akhirnya membuka informasi riwayat hidup calon anggota legislatif (caleg) di di laman DCT yang dibuat Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Adapun sebelumnya daftar riwayat hidup para caleg tersebut sempat ditutup.
"Data riwayat hidup para calon anggota legislatif dari PSI bisa diakses publik di situs KPU," kata Ketua DPP PSI Satia Chandra Wiguna kepada wartawan, Selasa (7/11/2023).
Satia menyebut dibukanya riwayat hidup tersebut sebagai bentuk transparansi PSI kepada publik.
Adapun informasi lebih lanjut bisa diakses di https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Dct_dpr.
Baca juga: Dalih PSI Tak Buka Riwayat Hidup Caleg, Jaga Privasi Rumah Tinggal
"Sehingga pemilih bisa mengenal para calon anggota legislatif dari PSI, sila dicermati," lanjut Chandra.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 580 calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Golkar dan PSI diketahui tidak bersedia menampilkan daftar riwayat hidupnya.
Dikutip dari Kompas.id, hal itu terungkap berdasarkan penelusuran di situs https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Dct_dpr pada Minggu (5/11/2023).
Dari penelusuran itu, daftar riwayat hidup semua bakal calon anggota DPR dari Partai Golkar dan PSI tak bisa dibuka.
Semua profil calon anggota legislatif dari Golkar dan PSI yang ditampilkan di laman KPU berwarna merah.
Baca juga: Elektabilitas Menurut Charta Politika 0,9 Persen, PSI: Masih Ada 3 Bulan
Kemudian, muncul pemberitahuan pada calon yang menyatakan tak bersedia riwayat hidupnya dipublikasikan.
Merespons ini, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, PSI sedang melakukan koordinasi agar data personal seperti alamat rumah di daftar riwayat hidup bisa diubah menjadi opsional.
"Itu aja sih yang kami sedang komunikasikan agar perihal alamat rumah ada opsi. Idealnya sih soal rumah bisa dipisah dari riwayat hidup," kata Grace saat dikonfirmasi, Senin (6/11/2023).
Baca juga: Caleg Golkar dan PSI di DCT Tak Satu Pun Bersedia Buka Daftar Riwayat Hidup
Grace menyampaikan, PSI sempat memilih untuk tidak membuka riwayat hidup para calegnya karena tidak ingin data pribadi seperti alamat rumah ikut ditayangkan.
Sebab, berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, kata Grace, ada sejumlah caleg dari PSI yang diintimidasi oleh orang tak dikenal.
PSI pun tidak ingin ada kadernya yang kembali diintimisasi oleh pihak tertentu karena alamat mereka ditayangkan di situs tersebut.
"Pengalaman pemilu lalu, ada caleg yang diintimidasi, rumahnya didatangi orang tak dikenal. Padahal, di rumah itu kan ada keluarga yang tinggal, ada anak-anak kecil juga," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.