JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir gagal melaju ke panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Sebelumnya, Erick sempat digadang-gadang sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Nama Erick masuk dalam tiga besar tokoh dengan elektabilitas tertinggi di bursa cawapres. Menurut survei sejumlah lembaga, angka elektoralnya berkisar di belasan persen.
Survei Litbang Kompas yang dirilis awal Agustus 2023, misalnya, memperlihatkan elektabilitas Erick sebesar 8 persen. Sementara, hasil jajak pendapat Poltracking pada Oktober 2023 menunjukkan, tingkat keterpilihan Erick mencapai 19 persen.
Erick sejak lama diusulkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN), salah satu partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju, sebagai cawapres pendamping Prabowo. Namun, PAN mengaku tak memaksakan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu jadi calon RI-2.
“Ya kan politik tidak boleh maksa (harus) kompromi. Kompromi itu intinya musyawarah. Jadi, ambil jalan tengah,” kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2023) malam.
Baca juga: Jajaran Menteri Jokowi yang Blak-blakan Dukung Prabowo-Gibran, Siapa Saja?
Katanya, partai berlambang matahari putih tersebut akan tetap mendukung Prabowo seandainya bukan Erick yang dipilih jadi bakal cawapres.
"Jika memang nanti dalam pembicaraan-pembicaraan di antara para ketum itu yang keluar adalah nama selain nama-nama yang sudah diusulkan, bahkan mungkin nama yang betul-betul berbeda dari usulan para ketum yang ada, saya kira, kami semua akan menghormati dan melaksanakan itu sebagai keputusan dalam pemenangan Pilpres," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (8/9/2023).
Erick sendiri tak pernah lugas menyampaikan pendapatnya ketika ditanya soal kemungkinan jadi cawapres Prabowo.
"Kan terlalu dini bilang siap-siap, (lalu) enggak ada. Yang saya sudah sampaikan, percayalah, kayak lagunya Afgan, kalau jodoh pasti bertemu. Itu aja kan," ujar Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Seiring berjalannya waktu, sejumlah nama lain muncul di radar cawapres Prabowo. Ada sosok Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka; ada pula Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Baca juga: Hanya Ada Satu Kata Papua dalam Visi-Misi Prabowo-Gibran
Namun, Prabowo tak kunjung mengumumkan bakal calon pendampingnya, bahkan hingga masa pendaftaran capres-cawapres Pemilu 2024 dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19 Oktober 2023.
Padahal, pada hari pertama masa pendaftaran, Koalisi Perubahan untuk Persatuan langsung mendaftarkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal capres-cawapres. Pada hari yang sama, koalisi PDI Perjuangan mendaftarkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai peserta Pilpres 2024.
Spekulasi publik berkembang ketika Erick kedapatan membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Diketahui, SKCK menjadi salah satu syarat dokumen pendaftaran pilpres.
Meski pembuatan SKCK ini dikonfirmasi oleh Polri, pihak berwajib mengaku tak tahu menahu keperluan Erick.
"Ya kalau buat SKCK-nya ya benar. Tapi untuk kepentingan apa, nanti saya tanyakan lagi,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/10/2023).