JAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga erat kaitannya dengan proses penyelidikan dan penyidikan dugaan rasuah pada Kementerian Pertanian (Kementan).
Di sisi lain, proses penyelidikan sampai penyidikan kasus dugaan korupsi di Kementan penuh liku. Dugaan kejanggalan itu semakin menguat setelah beredar foto pertemuan antara Ketua KPK Firli Bahuri dengan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di sebuah lapangan bulutangkis.
Liku-liku dalam proses pengusutan dugaan korupsi di Kementan itu diungkapkan oleh mantan komisioner KPK Saut Situmorang.
Menurut penuturan Saut dalam program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV pada Senin (9/10/2023) lalu, dia mendapatkan informasi Firli dan Syahrul yang diduga terseret dugaan korupsi di Kementan sempat bertemu 2 kali pada 2022 silam.
Baca juga: Jalani 11 Jam Pemeriksaan di KPK, Sekjen Kementan Dicecar 17 Pertanyaan
“Mohon maaf sumber saya sumber terbuka, C3 dari sisi intelijen ya, yang saya tangkap adalah pengaduan masyarakat itu tahun 2021. Tapi Juni dan Oktober 2022 itu ada bertemu. Diduga foto yang kemarin itu Oktober 2022. Jadi kita enggak tahu tahun 2021 bulan berapa, tapi Juni-Oktober itu ketemu 2 kali,” kata Saut.
Saut mengatakan, proses penyidikan dugaan korupsi di Kementan dimulai pada 13 Juni 2023 setelah penyelidik KPK melakukan gelar perkara (ekspose).
“Kemudian penyelidikannya itu awal 2023, ada tiga tahapan tahun ya, pengaduan 2021, bertemu soal foto 2022, kemudian penyelidikan dimulai 2023," ujar Saut.
Akan tetapi, menurut informasi yang diterima Saut, ternyata pimpinan KPK tidak langsung meneken surat perintah dimulainya penyidikan (sprindik) kasus itu usai gelar perkara.
"Ini untuk kasusnya Yasin (Syahrul Yasin Limpo) ya Menteri Pertanian, sepakat 3 tersangka, beberapa hari setelah itu penyidik minta pimpinan menandatangani, tapi tidak ditandatangani sampai berapa lama," ucap Saut.
Baca juga: KPK Tagih Komitmen Eks Mentan Syahrul yang Ngaku Siap Hadiri Pemeriksaan Kapan Pun
Sementara itu, Polda Metro Jaya memanggil sopir dan ajudan Syahrul pada 25 Agustus 2023 terkait laporan dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK.
Setelah itu, kata Saut, pimpinan KPK baru meneken sprindik terkait dugaan korupsi di Kementan pada 26 September 2023.
Tim penyidik KPK kemudian menggeledah rumah dinas Mentan di kompleks Widya Chandra pada 28 sampai 29 September 2023 lalu.
"26 September 2023 tandatangan sidik dimulai, jadi hasil ekspose lidik kemarin itu, sidik pasti sudah jelas nama itu jelas,” ujar Saut.
Baca juga: KPK Panggil Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jadi Saksi Dugaan Korupsi di Kementan
KPK mulai mengungkap tengah menyelidiki dugaan korupsi di Kementan pada 19 Juni 2023 lalu.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, saat itu mereka menyelidiki 3 klaster dugaan korupsi di Kementan.