Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Sempat Larang Abdullah Azwar Anas Jadi Caleg Demi Jaga Netralitas

Kompas.com - 13/09/2023, 17:08 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto bercerita Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sempat melarang Abdullah Azwar Anas dicalonkan menjadi calon legislatif (caleg) dalam Pemilu 2024.

Sebab, Anas yang merupakan kader PDI-P harus menjaga netralitasnya mengingat posisinya sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) di pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Maka Ibu Mega mengatakan, jangan mencalonkan Pak Abdullah Azwar Anas karena oleh fungsinya meskipun beliau dari PDI-P, harus menjaga netralitas dari aparatur negara," kata Hasto dalam Forum Diskusi Pemilu Keberagaman Menjadi Kekuatan Mewujudkan Pemilu Bermartabat di YouTube Kemenko Polhukam, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Risma, Hendrar Prihadi, dan Azwar Anas Diusulkan Jadi Cagub DKI Jakarta dari PDI-P

Mulanya dalam acara itu, Hasto menyebut beberapa mitigasi konflik untuk membangun politik bersih, membangun peradaban, politik sejuk, gembira, dan politik yang diwarnai gagasan terbaik bagi masa depan bangsa alih-alih politik identitas.

Salah satu cara mitigasi konflik itu adalah menjaga netralitas aparatur negara. Hasto lalu mencontohkan yang dilakukan Megawati ketika PDI-P menyusun calon anggota legislatif.

"Jadi ketika kami menyusun calon anggota legislatif, muncul aspirasi agar Pak Abdullah Azwar Anas Menteri PAN-RB untuk juga menjadi caleg," ucap Hasto.

"Tapi Bu Mega mengatakan bahwa tugas pokok dari Pak Abdullah Azwar Anas sebagai Menteri PAN-RB adalah menjaga netralitas birokrasi," imbuh Hasto.

Baca juga: Mahfud MD Tugas ke Luar Negeri, Menpan-RB Azwar Anas Jadi Menko Polhukam Ad Interim

Lebih lanjut, Hasto mengingatkan, jangan sampai politik identitas membelah persatuan bangsa. Oleh karena itu, ia berharap semua pihak melakukan beberapa langkah mitigasi untuk menahan politik identitas tersebut.

Pertama, pentingnya pemahaman terhadap realitas demokrasi elektoral yang hidup dalam tradisi kelembagaan partai, budaya, politik, dan ketaatan hukum.

Kedua, pentingnya kedisiplinan dari aktor politik. Menurut Hasto, black campaign, fitnah, dan ujaran kebencian harus dijauhkan dengan penegakan disiplin bagi anggota kader, calon legislatif, capres, cawapres, simpatisan, hingga relawan.

"Maka disiplin ini sangat-sangatlah penting. Karena itulah dengan kegiatan seminar ini dan sosialisasi berbagai hal yang penting dan strategis tentang pemilu ini juga merupakan tanggung jawab bagi parpol untuk betul-betul mengedepankan satunya kata dan perbuatan," jelas Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com