JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, kunjungan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan ke tiga pemimpin partai politik Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) membawa misi finalisasi pengumuman calon wakil presiden (cawapres).
Adapun Anies berkunjung ke Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada Kamis (24/8/2023), kemudian Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Jumat (25/8/2023), dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri pada Sabtu (26/8/2023).
"Besar kemungkinan, rangkaian pertemuan maraton antara Anies dan para veto players di Nasdem, Demokrat dan PKS itu untuk finalisasi proses negosiasi politik terkait penentuan cawapres dan skema deklarasi untuk mempercepat pembentukan infrastruktur pemenangan," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (28/8/2023).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Militansi Simpatisan Anies Baswedan Paling Tinggi
Terkini, Anies juga berkunjung ke acara pagelaran wayang kulit yang digelar DPP PKS pada Minggu (27/8/2023) malam. Dalam acara itu turut hadir Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.
Umam juga menyoroti pertemuan Anies dengan pimpinan PKS itu bertujuan menyolidkan langkah KPP. Silaturahmi dan kunjungan ke mereka, menurut Umam, memang harus dilakukan Anies.
"Langkah Anies itu penting dilakukan untuk menghindari potensi deadlock," jelasnya.
Selain itu, maraton Anies diperlukan untuk menetralisir manuver elemen eksternal koalisi, seperti, munculnya wacana penggabungan Sandiaga Uno dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilpres 2024.
"(Maraton Anies) untuk menetralisir manuver elemen eksternal koalisi yang belakangan ini cukup intens merayu dan menggoyang soliditas koalisi perubahan lewat beragam tawaran-tawaran politik menarik, namun juga spekulatif," imbuh dia.
Baca juga: Saat Anies Enggan Komentari Munculnya Wacana Sandiaga-AHY
Umam melanjutkan, jika KPP masih ingin tampil kompetitif, maka Anies harus lebih agresif dan berani memecah kebekuan dalam koalisinya. Jika Anies tetap diam, Umam menilai, bisa saja mantan Gubernur DKI Jakarta itu kehilangan momentum Pilpres 2024.
"Sebab, pasca bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo, konfigurasi Parpol pembentuk poros koalisi saat ini sudah fase final. Tidak ada lagi yang perlu ditunggu," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Anies mengungkap isi pertemuannya dengan tiga pemimpin parpol KPP itu.
Anies menegaskan, KPP memiliki arah perjuangan dan strategi yang sama untuk menghadapi Pilpres 2024.
"Menegaskan bahwa arah kita sama, strategi kita sama," ujar Anies usai bertemu dengan Salim Segaf Al Jufri di kediamannya di Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu.
"Kemudian juga bagaimana kita mulai membagi tugas, tanggung jawab, supaya rencana perjalanan ke depan bisa diemban dengan baik. Jadi kebersamaan itulah yang jadi topik utamanya," lanjutnya.
Baca juga: NasDem dan PKS Sepakat Tak Persoalkan Waktu Pengumuman Cawapres Anies
Adapun AHY usai mendampingi Anies di acara wayang kulit PKS, semalam, mengaku sudah mengetahui siapa cawapres KPP. Namun, ia enggan membocorkannya dan menyerahkan hal itu ditanyakan pada Anies.
"Sudah tahu (cawapres Anies)," kata AHY ditemui di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.