JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Staf Presiden (KSP) menyebutkan bahwa keterlibatan perempuan di TNI belum optimal.
Hal itu diungkapkan Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani saat diskusi sejarah yang digelar dari atas KRI Banda Aceh-593 di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Jumat (18/8/2023).
“Kita harus mengakui keterlibatan dan peran perempuan dalam institusi TNI masih belum optimal,” kata Jaleswari.
Berdasarkan catatan KSP, terdapat 444.133 prajurit TNI pada 2022, tetapi hanya ada 8.850 personel perempuan.
“Di mana sekitar 3.000 dari jumlah itu tergabung dalam Korps Wanita TNI AL (Kowal),” tutur Jaleswari.
“Artinya, secara agregat, baru sekitar 2 persen personel TNI bergender perempuan,” katanya lagi.
Baca juga: TNI AU Klarifikasi soal Prajurit Ngamuk Bawa Parang ke Rumah Warga di Palembang, Berakhir Damai
Jaleswari menyebutkan, sosok Laksamana Malahayati bisa menjadi inspirasi perempuan di bidang militer.
“Laksamana Malahayati membuktikan perempuan dapat menjadi pemimpin yang kuat dan efektif, bahkan dalam bidang militer yang secara tradisional didominasi oleh kawan laki-laki,” ucap Jaleswari.
TNI Angkatan Laut sendiri juga memelajari sejarah Laksamana Malahayati guna membangun kekuatan postur untuk beberapa tahun ke depan.
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, Laksamana Malahayati memiliki reputasi yang tidak terbantahkan dalam sejarah maritim Indonesia.
“Kekuatan maritim nusantara masa lalu yang tentunya dapat diproyeksikan dalam mewujudkan kekuatan maritim untuk kekuatan, kejayaan bangsa pada masa yang akan datang,” kata Ali dalam diskusi sejarah yang digelar dari atas KRI Banda Aceh-593 di Dermaga Kolinlamil, Jumat.
Ali menyebutkan, Malahayati yang bernama asli Keumalahayati, lahir dan dibesarkan di tengah budaya Aceh yang kental dengan tradisi maritim.
Baca juga: Gaji PNS, Polri, dan TNI Diusulkan Naik 8 Persen, Berapa Nominalnya Saat Ini?
Dikutip dari siaran pers Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal), Laksamana Malahayati terlibat dalam sejumlah pertempuran laut dan ekspedisi militer skala besar.
Ia memimpin Laskar Inong Balee mengalahkan kapal Belanda dan membunuh Komandan Kapal Cornelis de Houtman pada 1599.
Laksamana Malahayati juga seorang diplomat yang andal dalam menjalin kerja sama dengan Kerajaan Inggris dan Turkiye untuk kepentingan Aceh pada masa itu. Selain itu, ia juga mampu membendung pengaruh Spanyol, Portugis, dan Belanda di Selat Malaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.