PEMIMPIN Partai Move Forward (MFP), Pita Limjaroenrat, telah mewarnai dinamika politik Asia Tenggara dengan pendekatannya yang progresif, namun realistis terhadap struktur politik yang ada.
Dalam pemilu Thailand pada Mei 2023 lalu, MFP berhasil meraih kemenangan. Namun sayang, upaya Pita untuk menjadi perdana menteri harus dijegal oleh Junta dalam pemilihan parlemen pada 12 dan 19 Juli.
Meskipun demikian, upaya Pita untuk menduduki kursi perdana menteri memberikan pelajaran berharga kepada pemuda Indonesia ketika mereka berusaha mengarungi dunia politik praktis.
Agenda Reformis Pita menjadi angin segar dalam dinamika politik di Thailand, dengan keberaniannya untuk bersikap progresif dalam isu-isu kontroversial, seperti penghapusan wajib militer dan menentang monopoli bisnis.
Pendirian dan keyakinan Pita dalam memperjuangkan perubahan – bahkan ketika menghadapi oposisi— merupakan kebijakan yang dapat diambil oleh anak-anak muda Indonesia.
Kesiapan memperjuangkan hal-hal yang anak-anak muda Indonesia yakini dapat membantu mengarahkan wacana negara menuju arah yang lebih maju.
Terlebih lagi, memasuki era digital, kemampuan teknologi dalam memobilisasi generasi muda dan memfasilitasi partisipasi politik tidak dapat diremehkan.
Dalam hal ini, Pita mampu memanfaatkannya dengan penggunaan media sosial yang inovatif, sehingga menghantarkan MFP memenangi pemilu.
Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana teknologi mampu melibatkan konstituen, khususnya anak-anak muda. Ini adalah area di mana anak muda Indonesia dapat belajar dan beradaptasi.
Melalui media sosial, anak-anak muda harus memperkuat suara mereka dalam menantang narasi tradisional dan mendorong diskusi tentang isu-isu nasional yang mendesak.
Mereka juga dapat memastikan bahwa pandangan mereka didengar, tuntutan mereka diakui, dan pemimpin mereka dimintai pertanggungjawaban.
Namun, perjalanan politik Pita tidak terbilang mudah. Ia harus menghadapi tantangan besar dalam mengubah sistem politik konservatif yang telah berlangsung lama.
Buktinya, Pita gagal mengamankan jabatan perdana menteri meskipun telah memenangkan pemilihan.
Hal ini menjadi pengingat untuk pemuda Indonesia bahwa selain idealisme, mereka perlu menyadari kompleksitas dan struktur politik yang ada. Kesadaran ini dapat membantu mereka menavigasi sistem ini dengan efektif sambil mendorong perubahan.
Kisah Pita tidak berakhir dengan kegagalan; ia melanjutkan dengan ketahanan. Ia berjanji untuk terus memperjuangkan agenda progresifnya meski menghadapi tantangan.