JAKARTA, KOMPAS.com - Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut (AL) telah melaksanakan misi penyelaman di perairan Cilacap, Jawa Tengah.
Penyelaman dilaksanakan oleh Pusat Kopaska (Puskopaska) TNI AL selama dua hari di perairan Cilacap pada Kamis (20/7/2023) dan Jumat (21/7/2023).
Kegiatan penyelaman dipimpin oleh Letkol Laut (P) Yudo Ponco Ari P sebagai Komandan Tim. Kopaska mengidentifikasi obyek di dasar laut yang dicurigai sebagai bangkai kapal pada zaman Perang Dunia II.
Baca juga: Kopaska Latihan Bersama dengan Pasukan Elite Angkatan Laut AS Selama 26 Hari
Sebab, sebelumnya, TNI AL mengamankan lempengan besi dan ribuan amunisi yang diduga dari eks kapal Perang Dunia II di Perairan Dermaga PT SBI itu.
Seperti Detasemen Jalamangkara (Denjaka) dan Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib), Kopaska merupakan pasukan khusus dari TNI AL.
Dikutip dari Kompaspedia, Kopaska dibentuk pada masa Operasi Trikora pada 1962.
Saat itu, Presiden pertama RI Soekarno menilai perlu dibentuknya sebuah pasukan khusus untuk membuka jalan bagi operasi amfibi terbesar untuk membebaskan Irian Barat dari kekuasaan Belanda.
Prajurit Kopaska dibekali kemampuan untuk beroperasi di empat matra, yakni darat, laut, udara, dan bawah permukaan air.
Baca juga: Viral Video Kopaska Dipalak Preman di Bekasi, KSAL: Sudah Dimaafkan
Kemampuan pertempuran laut khusus yang dimiliki Kopaska juga telah terbukti dalam beberapa operasi militer dan operasi penyelamatan korban kecelakaan di perairan.
Kopaska resmi dibentuk dan didirikan berdasarkan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep.M/KSAL.5401.13. dan Letkol Laut OP Koesno ditunjuk sebagai komandan pertama Kopaska.
Ciri khas prajurit Kopaska ditandai dengan baret berwarna merah marun dan mengenakan buff tengkorak.
Prajurit Kopaska memiliki tugas untuk menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai, serta operasi pendaratan berkekuatan amfibi.
Dikutip dari laman Koarmada II, untuk mengaplikasikan kemampuan infiltrasi dan eksfiltrasi melalui jalur laut tersebut, prajurit Kopaska biasanya menggelar latihan serangan pantai dan penguasaan runway.
Baca juga: Viral Video Kopaska Dipalak Preman di Bekasi, KSAL: Sudah Dimaafkan
Prajurit Kopaska juga harus memiliki kemampuan dasar lainnya, seperti terjun payung dan menembak.
Hal ini sebagai bekal bagi prajurit ketika ditugaskan bertempur, tidak hanya di lautan, tetapi juga di puncak gunung.
Kopaska memiliki semboyan “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang berarti “tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi”.
Kopaska berhasil melakukan sejumlah operasi militer, di antaranya pembebasan Papua Barat, Operasi Khusus Kikis Bajak, dan Operasi Khusus Lusitania Expresso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.