JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dinilai masih saling membutuhkan meski keduanya berseberangan soal arah politik Pemilu 2024.
Hal itu yang dinilai menjadi salah satu latar belakang pertemuan keduanya pada Senin (17/7/2023), atau pada hari yang sama Jokowi mengumumkan kocok ulang kabinet dan mencoret satu kursi Nasdem.
"Pastinya saling membutuhkan. Bukan tidak mungkin pertemuan Jokowi dan Surya Paloh menjadi titik temu dan hubungan keduanya membaik ke depan," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, ketika dihubungi, Selasa (18/7/2023).
Baca juga: Kepada Pihak yang Desak Nasdem Mundur dari Koalisi Pemerintah, Surya Paloh: Belum Matang Berpolitik
Adi menyinggung bahwa Paloh bukan hanya senior, melainkan juga berjasa dan memiliki kontribusi penting terhadap kemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
Sebelum mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres dengan agenda perubahan pun, Paloh dan Nasdem dianggap selalu loyal kepada mantan Wali Kota Solo itu.
"Banyak hal perlu dikompromikan. Pada prinsipnya, Jokowi butuh Surya Paloh, Surya Paloh butuh Jokowi. Tinggal bagaimana mengompromikan titik kepentingan politik masing-masing," ucap Adi.
Dari sisi Paloh, eks politikus Golkar itu diprediksi membutuhkan sokongan Jokowi terkait pencapresan Anies, sebuah "cawe-cawe" berupa dukungan politik hingga endorsement sebagimana yang Jokowi kerap tunjukan kepada Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Baca juga: Jokowi Pangkas Jumlah Kursi Menteri Nasdem, Surya Paloh: Apa Masalah kalau Berkurang?
Efek elektoral yang diperoleh dari mengasosiasikan kandidat capres dengan Jokowi, menurut Adi, masih cukup besar.
Paloh juga dinilai berharap agar Nasdem tak lagi diperlakukan sebagai anak tiri di kabinet.
"Tentu Surya Paloh nerharap Jokowi juga mendukung jagoan politiknya. Apa pun itu, Anies adalah mantan menteri Jokowi," ujar Adi.
Kepada wartawan, Paloh mengungkap sebagian isi perbincangannya dengan Jokowi dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu.
Paloh mengeklaim, ia hadir atas undangan langsung eks Wali Kota Solo itu.
Jokowi disebut sempat bertanya soal siapa bakal calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan dan mengucapkannya selamat ulang tahun.
Baca juga: Pertemuan Surya Paloh-Jokowi di Istana Dinilai untuk Kendurkan Tensi Politik
Paloh juga mengaku, keduanya sempat membahas soal program Revolusi Mental ala Jokowi yang sebelumnya ia kritik.
Mantan politikus Golkar itu membantah dugaan bahwa dirinya protes karena jatah kursi menteri dari Partai Nasdem berkurang satu orang berdasarkan hasil reshuffle kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.