Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala BJ Habibie Ingin Jadikan Ambon Pusat Studi Ilmu Kelautan Terlengkap di Indonesia

Kompas.com - 14/07/2023, 13:18 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibier pernah bermimpi menjadikan Ambon sebagai pusat studi ilmu kelautan terlengkap di Indonesia.

Hal ini disampaikan Habibie di hadapan mahasiswa Universitas Pattimura, Ambon, Maluku, pertengahan November 1979.

Ketika itu, Habibie masih menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Keinginan Habibie itu bermula dari keresahan yang ia temui ketika berkunjung ke Ambon.

Kala itu, Habibie melihat adanya ketimpangan yang terjadi di Ambon. Sebagai daerah yang 80 persen wilayahnya terdiri dari lautan, Maluku justru hanya mempunyai lima orang ahli perikanan.

Baca juga: Kesaksian Habibie tentang Detik-detik Soeharto Akhiri 32 Tahun Kekuasaan...

Sementara, di saat yang sama, terdapat 50 lebih sarjana hukum.

Atas keresahan yang ia rasakan ini lah, Habibie ingin menjadikan Ambon sebagai pusat studi kelautan terlengkap di Indonesia.

"Keadaan ini tidak betul dan mesti diubah segera, dan Ambon akan segera dijadikan pusat studi ilmu kelautan yang paling lengkap di Indonesia," kata Habibie, dikutip dari Harian Kompas 14 November 1979.

Untuk mewujudkan hal itu, Habibie menyebut Amerika Serikat sudah bersedia untuk membantu Indonesia.

Baca juga: Kejeniusan BJ Habibie Pimpin Masa Transisi ke Era Reformasi, Fahri Hamzah: Sempat Dicap Antek Orde Baru..

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia kala itu, Edwad Masters bahkan turut ikut dalam kunjungan Habibie ke Ambon.

Edwad menjanjikan sebuah perpustakaan yang paling lengkap tentang ilmu kelautan kepada Universitas Pattimura.

Janji tersebut juga dilontarkan oleh Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Rene Servoise yang akan membantu Universitas Pattimura menjadi pusat studi kelautan yang kuat.

"Diharapkan, jago-jagi kelautan, pala, cengkeh, dan kelapa akan datang dari Ambon dan bukannya dari Bogor atau Bandung," kata Habibie.

"Dan sementara orang Maluku yang hendak belajar mesin misalnya boleh pergi Bandung. Sebaliknya, orang Indonesia lain yang hendak belajar laut dapat datang ke Ambon," imbuh Habibie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com