Hal ini disampaikan Habibie di hadapan mahasiswa Universitas Pattimura, Ambon, Maluku, pertengahan November 1979.
Ketika itu, Habibie masih menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Keinginan Habibie itu bermula dari keresahan yang ia temui ketika berkunjung ke Ambon.
Kala itu, Habibie melihat adanya ketimpangan yang terjadi di Ambon. Sebagai daerah yang 80 persen wilayahnya terdiri dari lautan, Maluku justru hanya mempunyai lima orang ahli perikanan.
Sementara, di saat yang sama, terdapat 50 lebih sarjana hukum.
Atas keresahan yang ia rasakan ini lah, Habibie ingin menjadikan Ambon sebagai pusat studi kelautan terlengkap di Indonesia.
"Keadaan ini tidak betul dan mesti diubah segera, dan Ambon akan segera dijadikan pusat studi ilmu kelautan yang paling lengkap di Indonesia," kata Habibie, dikutip dari Harian Kompas 14 November 1979.
Untuk mewujudkan hal itu, Habibie menyebut Amerika Serikat sudah bersedia untuk membantu Indonesia.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia kala itu, Edwad Masters bahkan turut ikut dalam kunjungan Habibie ke Ambon.
Edwad menjanjikan sebuah perpustakaan yang paling lengkap tentang ilmu kelautan kepada Universitas Pattimura.
"Diharapkan, jago-jagi kelautan, pala, cengkeh, dan kelapa akan datang dari Ambon dan bukannya dari Bogor atau Bandung," kata Habibie.
"Dan sementara orang Maluku yang hendak belajar mesin misalnya boleh pergi Bandung. Sebaliknya, orang Indonesia lain yang hendak belajar laut dapat datang ke Ambon," imbuh Habibie.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/14/13183211/kala-bj-habibie-ingin-jadikan-ambon-pusat-studi-ilmu-kelautan-terlengkap-di