JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap Rusia, sebagai salah satu negara pemilik senjata nuklir, segera mengaksesi atau menandatangani Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
Hal ini diungkapkan Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov, di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2023).
Pertemuan bilateral itu dilaksanakan di sela-sela ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) yang berlangsung pada 11-14 Juli 2023.
Salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah soal senjata nuklir.
Baca juga: Bahas Perdamaian, Menlu Retno Lakukan Pertemuan Trilateral dengan Menlu Rusia dan Diplomat China
Retno mengatakan, ASEAN dibentuk untuk menjaga perdamaian jangka panjang dan kemakmuran inklusif di kawasan. Hal ini tidak mungkin tercapai tanpa memastikan Asia Tenggara tetap sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
“Oleh karena itu, semua negara pemilik senjata nuklir harus memajukan non-proliferasi dan perlucutan senjata. Untuk itu, saya harap Rusia dapat mengaksesi Protokol Traktat SEANWFZ sesegera mungkin,” kata Retno Marsudi saat pertemuan, Kamis.
Retno mengungkapkan, perlucutan senjata nuklir adalah satu dari dua area kolaborasi yang perlu didorong bersama Rusia.
Adapun kolaborasi kedua adalah tentang kerja sama di bidang ketahanan pangan. ASEAN berencana mengajukan Deklarasi Pemimpin pada KTT ASEAN ke-43 bulan September mendatang, untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Nutrisi untuk Merespons Krisis.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi Bakal Lakukan 13 Pertemuan Bilateral, Termasuk dengan Rusia
Menurut Retno Marsudi, paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia.
“Dukungan Rusia terhadap inisiatif ini sangat penting mengingat status Rusia sebagai produsen gandum dan pupuk global,” ujar Retno Marsudi.
Dalam pertemuan menteri ini, negara-negara ASEAN mendorong penguatan kerja sama ekonomi, energi dan keamanan pangan melalui implementasi Plan of Action 2021-2025.
Mereka mendorong kerja sama di bidang pariwisata, sains dan teknologi, smart city, ekonomi digital, dan transfer teknologi.
Terkait aspek keamanan, pertemuan membahas pentingnya kerja sama mengatasi penyelundupan narkotika, terorisme, dan kejahatan berbasis internet. Negara-negara ASEAN meminta Rusia mengaksesi Protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
Baca juga: Pertama Kali Ikut Pertemuan ASEAN, Menlu Retno Sambut Hangat Menlu Timor Leste
Mereka juga menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan mengundang Rusia untuk memanfaatkan platform ASEAN, seperti East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF) untuk memajukan dialog damai.
Sebagai informasi, sejatinya seluruh negara blok Asia Tenggara telah menandatangani Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) pada tahun 1995.
Trakrat ini akan berkontribusi pada upaya perlucutan senjata global dan rezim non-proliferasi.
Namun, hingga 25 tahun usai penandatanganan, sejumlah negara pemilik senjata nuklir keberatan dan tidak kunjung menandatangani.
Adapun salah satu isi traktat berbunyi negara-negara yang menandatangani tidak dapat mengembangkan, membuat, memperoleh, memiliki kendali atas senjata nuklir dan lain-lain.
Baca juga: Tanggapan Rusia jika Ukraina Sampai Gunakan Bom Tandan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.