JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Silmy Karim menyebut, tidak ada data paspor yang meliputi sidik jari, wajah, berikut data pendukung bocor.
Pernyataan ini Silmy sampaikan guna menanggapi dugaan 34 juta data paspor masyarakat Indonesia yang bocor dan dijual di situs gelap.
Menurut Silmy, data sidik, wajah, atau biometrik berikut pendukungnya itu aman.
“Hasil penyelidikan sementara menunjukkan tidak ada data biometrik paspor RI yang bocor. Data biometrik paspor serta data dukung permohonan paspor semua aman,” kata Silmy dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima, Senin (10/7/2023).
Baca juga: 34 Juta Data Paspor Diduga Bocor, Dirjen Imigrasi: Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Silmy mengatakan, tim dari Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi Keimigrasian (SISTIK) dan Direktorat Intelijen Keimigrasian Ditjen Imigrasi telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Mereka menyimpulkan, sementara tidak ada kebocoran database Imigrasi pada 2023.
Selain itu, kata dia, data yang diduga bocor dan diperjualbelikan berbentuk teks dan bukan format data yang digunakan Direktorat Jenderal Imigrasi.
“Masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir apabila ingin mengajukan permohonan paspor RI dan mengunggah data pribadinya untuk kepentingan tersebut,” ujar Silmy.
Mantan Direktur Utama Krakatau Steel itu mengatakan, pihaknya tengah menerapkan ISO 270001-2022, standar sistem manajemen keamanan informasi.
ISO 270001-2022 ini menyediakan daftar persyaratan kepatuhan yang bisa disertifikasi oleh organisasi dan profesional.
Baca juga: Temuan Kominfo: 34 Juta Data Paspor yang Diduga Bocor Ada Kemiripan
Standar ini juga bisa membantu organisasi membangun, menerapkan, memelihara hingga meningkatkan sistem manajemen keamanan informasi (ISMS).
Adapun data paspor masyarakat Indonesia saat ini disimpan Pusat Data Nasional (PDN) Kemenkominfo. Silmy mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian tersebut.
Sebelumnya, dugaan kebocoran dan jual beli data paspor diungkap oleh akun Twitter @secgron pada Rabu (5/7/2023).
Data yang dibocorkan antara lain meliputi nomor paspor, nama, tanggal berlaku, tanggal lahir, jenis kelamin, dan lainnya.
"Buat yang udah pada punya paspor, selamat karena 34 juta data paspor baru aja dibocorkan & diperjualbelikanm” tulis akun @secgron.
“Ini @kemkominfo sama @BSSN_RI selama ini ngapain aja ya?" tambah akun tersebut.
Menurut dia, dalam portal itu pelaku memberikan 1 juta data sebagai sampel.
Pihak penjual data tersebut dengan nama yang tertera Bjorka mengeklaim mengumpulkan 34,9 juta data paspor WNI yang ukurannya sekitar 4 GB dalam kondisi terkompres.
Data dalam format CSV itu dijual 10.000 dollar Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.