Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Penyusupan Radikalisasi Masuk ke Kampus dan Pesantren

Kompas.com - 05/07/2023, 14:30 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, saat ini banyak penyusupan radikalisasi masuk ke kampus dan pesantren.

Hal itu disampaikan oleh Mahfud saat konferensi pers acara peluncuran Tren dan Capaian Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023).

Dia mengatakan, BNPT melaporkan ada tren yang berkurang terkait peristiwa terorisme di Indonesia.

Baca juga: Mahfud Benarkan Al Zaytun Lahir dari Rahim NII, Sebut Ada Bukti Dokumen

"Tetapi saudara, berkurang jumlahnya belum tentu berkurang substansinya," ucap Mahfud.

Karena menurut Mahfud, penyusupan radikalisasi justru terjadi di lembaga pendidikan meskipun belum mengarah pada aksi terorisme.

"Di lembaga pendidikan banyak sekarang itu sudah banyak orang dikader dari kampus, dari pesantren, dari sekolah-sekolah dimana orang ditimbulkan sikap radikalnya," ucap Mahfud.

Baca juga: Soal Kontroversi Al Zaytun, Mahfud: Tak Usah Dibesar-besarkan, Biangnya Kan Panji Gumilang

Dia menjelaskan sikap radikal yang dimaksud adalah tidak setuju terhadap suatu ideologi, menentang pemerintah, menentang ideologi Pancasila dan menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Itu sekarang mulai berkembang juga," tutur dia.

Mantan Ketua Hakim Mahkamah Konstitusi ini mengatakan, beruntung Indonesia masih memiliki BNPT yang bisa berinovasi untuk mencegah peristiwa radikalisasi ini meluas.

Peluncuran empat produk BNPT hari ini yaitu I-KHub PNPT Counter Terorism Outlook, K-Hub PVE Outlook, Mid Term Evaluation RAN PE, dan Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah terkait terorisme bisa menjadi solusi meluasnya radikalisasi di masyarakat.

"Saya lihat tadi, akan menyentuh ke itu semua. Aspek pencegahan bagaimana, aspek pemeliharaan situasi bagaimana, agar terus kita aman, kemudian aspek penindakan juga sudah disebutkan dari pusat sampai ke daerah. Mudah-mudahan ini menjadi acuan bagi kita bersama," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com