JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meninjau kesiapan layanan jemaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi.
Berdasarkan tinjauan, 99 persen layanan jemaah haji sudah siap, baik berupa fasilitas toilet untuk lansia, tenda, dan dapur.
Fasilitas tersebut akan digunakan jemaah selama 3 atau 4 hari.
Baca juga: Cerita Jemaah Dapat Undangan Ibadah Haji Gratis dari Raja Salman, Merinding dan Terharu
Adapun Menag meninjau Maktab 40, Tenda Misi Haji Indonesia, serta Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Menurut Yaqut, toilet per maktab telah ditambah 28 buah. Penambahan toilet diharapkan memperpendek antrean jemaah.
"Tempat wudhu juga sudah baik, tinggal bagaimana panduan pemakaiannya saja kepada para jemaah nanti. Saya melihat untuk penyandang disabilitas sudah ada akses dan toilet khusus," kata Yaqut di Mina, dikutip dari siaran pers Kemenag, Rabu (21/6/2023).
Yaqut pun meninjau dapur tempat memasak makanan bagi jemaah haji selama di Mina. Menurut Yaqut, kondisi dapur baik, bersih, dan lebih luas dari tahun lalu.
“Layanan konsumsi oke, enggak ada masalah saya kira. Saya sudah lihat dapurnya, bersih, luas, dan lebih dingin. Nanti makanan diantar. Jemaah tidak perlu ambil ke dapur karena akan diantar,” tutur dia.
Namun, untuk KKHI, ia meminta pihak masyariq menambahkan standing AC meski sudah terdapat pendingin udara.
Ia berharap, dalam dua hari ke depan, semua persiapan sudah selesai.
"Mudah-mudahan apa yang diberikan ini semakin memperlancar, mempermudah, dan membuat nyaman jemaah haji kita dalam menunaikan ibadahnya saat di Mina,” ujar dia.
Selama di Mina, jemaah haji Indonesia akan tinggal di tenda yang dilengkapi dengan pendingin udara, hamparan karpet merah, dan kasur busa.
Adapun layanan jemaah haji di Mina disiapkan oleh masyariq, perusahaan penyedia layanan dalam masya'ir (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Masyariq merupakan bentuk pengembangan kelembagaan dari muasasah.
Sebelum tahun 2022, penyedia layanan bagi jemaah haji Indonesia di masya’ir dikenal dengan nama Muasasah Asia Tenggara (Muasasah Janub Syarq Asia).
Saat itu, pelayanannya terbatas kepada negara-negara Asia Tenggara.
Setelah menjadi perusahaan, namanya berubah menjadi masyariq. Layanannya pun lebih luas, tidak terbatas pada negara Asia Tenggara saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.