MADINAH, KOMPAS.com - Keterlambatan transportasi apa pun bisa memengaruhi operasional layanan jemaah haji, terutama di Mekkah.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Kholilurrahman merespons hasil evaluasi Kementerian Agama terkait keterlambatan dua maskapai penerbangan, yaitu Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.
Kholilurrahman menyampaikan, sebenarnya keterlambatan pesawat tidak terlalu berpengaruh untuk di Mekkah.
Baca juga: Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan
Sebab, biaya sewa hotel di Kota Madinah dengan Mekkah berbeda.
Kalau di Madinah itu blocking time atau berdasarkan jumlah hari, sedangkan diMekkah full musim atau sewanya full selama pelaksanaan musim haji.
"Tapi (setiap kasus keterlambatan) tetap kita komunikasikan karena kaitannya dengan layanan lain, konsumsi misalnya. Jadi saling menyampaikan 'bravo' keterlambatan kedatangan pesawat harus tersampaikan kepada bagian transportasi, konsumsi dan lain sebagainya," kata Kholilurrahman, Senin (20/5/2024), seperti dilaporkan jurnalis Kompas.com, anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina.
Sebelumnya, Kemenag melaporkan hasil evaluasi setelah satu pekan penerbangan jemaah haji Indonesia 2024 ke Tanah Suci.
Seperti disampaikan Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie, angka keterlambatan penerbangan cukup tinggi pada pekan pertama oleh Garuda Indonesia.
"Satu pekan pertama, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen," kata Anna.
Baca juga: Total Keterlambatan Penerbangan Haji Capai 32 Jam, Kemenag Tegur Garuda
Dari catatannya, dari 80 penerbangan di seluruh embarkasi, terdapat 38 di antaranya mengalami keterlambatan.
Adapun keterlambatan tercatat sampai 3 jam 50 menit. Kementerian Agama lantas memberi teguran tertulis ke pihak maskapai terkait hal ini.
"Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki," tutur dia.
"Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama adalah 47 menit," kata dia.
Saiful berharap, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines mematuhi komitmen dan kontrak kerja untuk memberangkatkan jemaah Haji Indonesia sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan.
Menurut dia, keterlambatan keberangkatan, apalagi hingga hitungan jam dan bahkan sampai terjadi perubahan jadwal, hal itu akan berampak pada penyiapan beragam layanan di Madinah dan Mekkah, baik transportasi maupun akomodasi, termasuk juga katering.
"Keterlambatan penerbangan juga berpotensi menjadikan jemaah semakin kelelahan karena terlalu lama menunggu," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.