JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono resmi mengenalkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, sebagai kader partai berlambang Ka'bah itu ke publik di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Pengumuman ini dilakukan setelah selama tujuh bulan terakhir, Sandi melakukan pendekatan ke PPP. Bahkan, pendekatan itu dilakukan sejak Sandi masih menyandang status sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Baca juga: Plt Ketum PPP Sebut Akan Plonco Sandiaga Uno, Bakal Diberi Tugas Berat
Dalam sejumlah kesempatan, Sandi memang kerap mengikuti kegiatan PPP, baik di tingkat pusat maupun daerah. Meskipun, dalih yang digunakan dalam setiap mengikuti kegiatan itu adalah dalam kapasitas sebagai menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Mardiono pun mengaku berharap besar atas "hoki" yang dimiliki Sandi untuk elektabilitas PPP. Pada Pemilu 2019 lalu, PPP hanya mampu meraup 6.323.147 suara atau setara 4,52 persen.
Itu berarati kader PPP nyaris tak berhasil masuk ke parlemen bila merujuk ambang batas parlemen atau parliamentary threshold minimum 4 persen.
"Kalau saya membawa dari bahasa saya ya, itu mungkin yang kita tunggu-tunggu efek hoki. Ya karena Pak Sandi efek hoki kalau bahasa saya," ujar Mardiono dalam jumpa pers di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Sandi memang kerap teratas. Litbang Kompas, misalnya, menempatkan Sandi di urutan teratas dengan capaian elektoral 11,9 persen pada Mei 2023. Meskipun pada saat yang sama, terjadi penurunan elektabilitas dibandingkan Januari 2023, yang mencapai 12,4 persen.
Baca juga: Sandiaga Uno Bantah Pilih Gabung PPP karena Gagal Dekati PKS
Elektabilitas Sandi pun bersaing dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang kini telah menjadi bagian dari Partai Golkar. Meskipun Ridwan Kamil memutuskan untuk tidak maju di dalam kontestasi nasional, namun elektabilitasnya kini mencapai 9,3 persen atau turun dari 10,1 persen pada awal tahun ini.
Diakui Mardiono, partai politik memang bekerja untuk mengejar elektoral pada saat menghadapi pemilu, termasuk pada Pemilu 2024 mendatang. Oleh karena itu, ia sangat berharap pada "hoki" Sandi untuk dapat memberikan dampak positif bagi partai.
Ia mengatakan, pada saat Pilkada DKI 2017 lalu, Sandi yang berpasangan dengan Anies Baswedan, berhasil memenangkan kontestasi melawan pasangan petahana, Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saeful Hidayat, dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni.
Sementara saat Pilpres 2019, Sandi yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden bersama Prabowo Subianto, memang kalah dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Namun, hal itu tidak serta merta membuat Sandi tak memiliki jabatan.
Sandi justru ditunjuk Jokowi, bersama Prabowo, untuk mengisi pos eksekutif di Kabinet Indonesia Maju.
Baca juga: Ketum PPP: Kita Tunggu Efek Hoki Pak Sandiaga...
"Pak Sandi itu di mana Beliau, selalu sukses ya dalam karirnya. Pertama sukses di Pilkada DKI Jakarta. Jadi Pak Sandi bukan hanya seorang enterpreneur, tetapi juga seorang politisi sejati dan sudah membuktikan dirinya keberhasilannya bisa mendampingi dulu dengan Pak Anies Baswedan menjadi Wakil Gubernur di DKI," tutur dia.
"Nah kemudian juga kita tahu Pak Sandi juga di pilpres ya tahun 2019 yang lalu juga eh berhasil mendampingi Pak Prabowo dengan memperoleh suara yang cukup tinggi ya," kata Mardiono.
Melihat rekam jejak Sandi di bidang politik, Mardiono yakin PPP bisa mengandalkan efek hoki Sandi untuk elektoral PPP. Terlebih, bila melihat tren elektabilitas PPP berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, ada kenaikan 0,6 persen pada Mei 2023 dibandingkan Januari 2023, meskipun belum mencapai ambang batas parliamentary threshold.