Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Lagi Video WNI Minta Dipulangkan, Kemenlu: Posisi Mereka di Wilayah Konflik Myanmar

Kompas.com - 27/05/2023, 10:16 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar kembali video di media sosial yang menampilkan 12 warga negara Indonesia (WNI) mengaku terjebak di Myanmar dan meminta dipulangkan ke Indonesia.

Merespons video itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha mengatakan, para WNI itu berada di wilayah konflik Myawaddy, Myanmar.

"KBRI Yangon telah melakukan pelacakan terhadap video 12 WNI dan berhasil menjalin komunikasi terbatas dengan mereka. Posisi mereka saat ini berada di Myawaddy, wilayah konflik bersenjata di Myanmar," kata Judha kepada wartawan, Sabtu (27/5/2023).

Baca juga: Sempat Terjebak di Wilayah Konflik Myanmar, 26 WNI Korban TPPO Kembali ke Tanah Air

Menurut Judha, sejak pihaknya melakukan evakuasi terhadap 26 WNI yang sebelumnya juga terjebak di wilayah Myawaddy, KBRI Yangon terus melakukan koordinasi untuk memulangkan WNI lain yang ada di sana.

Sebab, sebelumnya sempat viral juga video serupa terkait sejumlah WNI yang mengaku menjadi korban TPPO serta dieksploitasi oleh perusahaan yang mempekerjakan mereka.

"KBRI Yangon saat ini terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dan jejaring lokal yang memiliki akses di Myawaddy, di tengah kerawanan keamanan serta sensitivitas politik di Myanmar," ujar Judha.

Adapun video terkait 12 WNI itu sempat viral di akun media sosial Tik Tok dengan akun @andre_aries.

Dalam salah satu unggahannya, akun tersebut memuat video yang memperlihatkan sejumlah pria meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dipulangkan ke Indonesia.

"Kami rombongan 12 orang, yang berada di Keke Garden Dua Myanmar ini. Kami bekerja di scammer platform Indonesia dan sebagian teman-teman kami juga ada di platform lain," kata salah satu pria dalam video.

Seorang pria dalam video itu juga mengaku sudah berupaya menghubungi sejumlah lembaga, seperti Komnas HAM, LPSK, dan KSP, tetapi mereka tak kunjung mendapat respons.

Baca juga: Penantian Keluarga Korban TPPO Myanmar: Pulang Hari Ini, Doakan Selamat sampai Tujuan

Lebih lanjut, pria itu mengatakan bahwa mereka kerap mendapat intimidasi hingga kekerasan selama bekerja di Myanmar.

Oleh karenanya, ke-12 WNI itu berharap Presiden Jokowi memberikan atensi untuk memulangkan mereka ke Tanah Air.

"Sampai sekarang ini kami belum ada dievakuasi Pak. Saya minta dan teman-teman saya, tolong bebaskan kami, Pak, karena kami di sini dipekerjakan secara tidak manusiawi dan diintimidasi dan kekerasan setiap harinya yang kami hadapi di sini. Dan bukan cuma kami saja orang Indonesia di sini, Pak. Kami rame di sini. Saya minta tolong, Pak, bantu dan bebaskan kami di sini. Gimana teman-teman?" kata pria itu.

"Bantu kami, Pak," sahut sejumlah WNI lainnya yang ada dalam video tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com