Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duet Ganjar dan Prabowo Dinilai Sulit Terwujud, Pengamat: Lebih Baik Dibiarkan Bertarung

Kompas.com - 26/05/2023, 15:13 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duet antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dinilai sulit terwujud.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan proses negosiasi antara PDI-P dan Gerindra akan terhenti ketika menentukan siapa di antara kedua figur tersebut yang mau berada di posisi calon wakil presiden (cawapres).

“Ganjar pastinya enggak mau disubordinasi hanya sebatas cawapres, begitu pun Prabowo Subianto juga tidak mungkin, (karena) disebut sebagai orang yang sangat potensial sebagai capres,” ujar Adi pada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Baca juga: Namanya Dipertimbangkan PDI-P Jadi Cawapres Ganjar, Sandiaga Uno: Kita Siapkan Diri

“Sekalipun kedua partai ini mungkin berkoalisi tapi akan deadlock pada persoalan siapa yang akan jadi orang nomor 2,” sambung dia.

Menurutnya, opsi itu saat ini mustahil direalisasikan karena Prabowo telah menunjukan penolakan secara tegas dengan menyebut diamanatkan oleh Gerindra untuk maju sebagai capres.

Adi mengatakan ketimbang memaksakan perkawinan Ganjar dan Prabowo, lebih baik keduanya dibiarkan untuk sama-sama berkontestasi pada Pilpres 2024.

Presiden Joko Widodo, menurutnya, tak perlu khawatir, karena keduanya merupakan orang dekatnya yang bisa memastikan melanjutkan pembangunan yang sudah dikerjakan selama ini.

Baca juga: Projo Bilang Presiden Ragu dengan Parpol Pengusung Ganjar, PPP: SBY dan Jokowi Nyatanya Menang

“Sebaiknya kedua tokoh ini dibiarkan sama-sama bertarung di Pilpres 2024. Toh, keduanya sama-sama orangnya Jokowi, yang bisa memastikan semua legacy yang sudah dilakukan Jokowi pasti dilanjutkan oleh siapapun mereka nanti yang akan memenangkan pertarungan politik,” imbuh dia.

Sebelumnya, Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengklaim Jokowi masih berupaya untuk menduetkan Ganjar dengan Prabowo.

Namun situasi saat ini menjadi sulit karena PDI-P telah mendeklarasikan Ganjar sebagai capres. Namun, usaha itu masih terus diupayakan karena keduanya dianggap figur terbaik yang bisa memenangkan pilpres mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com