JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Rommy menilai keraguan Presiden Joko Widodo terlalu prematur soal kekuatan partai politik (parpol) pengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).
Hal itu disampaikan menanggapi pernyataan Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi yang mengklaim Jokowi ragu PDI-P dan PPP bisa memenangkan Ganjar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Keraguan itu terlalu dini. Formasi koalisi, formasi capres dan formasi cawapres kan belum final, masih bisa berubah,” ujar Rommy pada Kompas.com, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Ketum Projo Sebut Jokowi Ragu Kekuatan PDI-P dan PPP Bisa Menangkan Ganjar
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa konstelasi politik masih bisa berubah. Pasalnya, sampai saat ini belum bisa dipastikan berapa pasangan calon (paslon) capres-cawapres yang bakal mengikuti kontestasi elektoral mendatang.
Rommy juga menuturkan, saat ini PDI-P dan PPP masih membuka pintu untuk parpol lain guna memperbesar dukungan pada Ganjar.
“Soal koalisi besar, PDI-P dan PPP hari ini masih membuka diri kepada partai manapun untuk bergabung, terutama anggota KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) di mana PPP di dalamnya,” ucap dia.
Terakhir, ia menyampaikan, bahwa kuantitas parpol pengusung capres - cawapres tak bisa menjadi tolak ukur kemenangan pada ajang pilpres.
Rommy mencontohkan yang terjadi pada pengusungan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2004 dan Jokowi pada Pilpres 2014.
“SBY hanya diusung 8 persen suara parpol, nyatanya menang, 2014, Jokowi hanya diusung 4 melawan 6 (parpol) parlemen, nyatanya menang. Jadi masih banyak faktor sebelum memberi penilaian akhir,” imbuh dia.
Baca juga: Jokowi Dinilai Main Dua Kaki Soal Capres, Projo: Dia Kaki Seribu
Sebelumnya, Budi Arie mengatakan Jokowi ragu dengan kekuatan PDI-P dan PPP untuk memenangkan Ganjar pada perebutan kursi RI-1 mendatang.
Ia mengklaim, Jokowi ingin koalisi besar dibentuk lebih dulu sebelum pengusungan capres. Sebab, Jokowi ingin memastikan parpol koalisinya bersatu untuk melanjutkan program pembangunan Indonesia.
Tak hanya itu, Budi juga mengatakan bahwa Jokowi sejak awal ingin menduetkan Ganjar dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hingga kini upaya itu pun masih terus dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.