JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Wali Kota Solo Gibran Rakabuming yang bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, serta menghadiri deklarasi dukungan politik dari relawannya untuk Prabowo sebagai bakal calon presiden (Capres) 2024 menjadi sorotan opini.
Gibran dianggap bermain 2 kaki dalam berpolitik. Hal itu dikarenakan anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) seperti sang ayah, tetapi menghadiri kegiatan deklarasi Prabowo yang bakal bersaing dengan bakal capres yang diusung PDI-P, Ganjar Pranowo.
Sementara itu, hasil Survei Litbang Kompas memperlihatkan 70,1 persen masyarakat puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Baca juga: Pesan Megawati ke Gibran Tanggapi Dansa Politik, Silence Is Golden
Kedatangan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga menjadi salah satu Capres yang akan berlaga di Pilpres 2024 ke Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/05/2023), serta adanya deklarasi relawan pendukung Jokowi dan Gibran Rakabuming untuk mendukung Prabowo, sebenarnya hal yang lumrah terjadi.
Menjadi tidak lumrah jika Wali Kota Solo Gibran ikut menghadiri acara deklarasi yang dilakukan 15 koordinator lapangan dari Relawan Jokowi-Gibran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jika alasan yang dipakai Gibran adalah menjadi kewajibannya selaku kepala daerah untuk menerima kedatangan Prabowo selaku menteri, tentu bisa dipahami dari aturan keprotokolan.
Hanya saja jika Gibran ikut-ikutan menghadiri acara deklarasi dukungan yang dilakukan relawan ayah dan dirinya, tentu sangat tidak dibenarkan dari kacamata partai yang mendukungnya selama ini.
Gibran berhasil menang dan terpilih sebagai Wali Kota Solo, selain karena “diuntungkan” dengan namanya ayahnya, tentu saja mendapat andil dari PDIP yang mencalonkannya secara resmi di jalur politik.
Baca juga: Hasto Ingatkan Pesan Megawati ke Gibran: Banyak yang Dansa Politik
Gibran mungkin juga masih belum lupa, adik iparnya yang bernama Bobby Nasution juga melenggang menjadi Wali Kota Medan berkat “endors” dari PDIP.
Bukan perkara mudah memenangkan Gibran di Solo dan Bobby di Medan mengingat penunjukkan mereka sebagai calon kepala daerah telah menyebabkan kader-kader yang lebih “berkeringat” dan telah menempuh jalan panjang di politik harus tersingkir.
Wakil Wali Kota Medan sebelum periode Bobby menjadi wali kota adalah kader lama di PDIP dan merasa begitu yakin dirinya akan maju sebagai Medan-1 karena dukungan PDIP.
Kenyataan di lapangan menjadi lain karena Medan harus diisi oleh trah Jokowi.
Cerita yang sama juga terjadi di Solo, kader lama juga harus “mengalah” karena putra RI-1 ingin menjadi Wali Kota Solo.
Baca juga: Usai Pertemuan Gibran-Prabowo, PDI-P Arahkan Kepala Daerah Terima Tamu di Kantor Pemerintah
Belum lagi terbesit keinginan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep juga berniat maju sebagai Calon Wali Kota Depok atau Solo melalui “pintu” PDIP.
Selain telah menjadi kader PDIP, Gibran pasti tidak akan lupa jika ayahnya berhasil menjadi Wali Kota Solo hingga dua periode, menjabat Gubernur DKI satu periode serta terpilih sebagai RI-1 selama dua periode adalah berkat dukungan penuh dari PDIP.