Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi III DPR Sebut RUU Perampasan Aset Berpeluang Disampaikan pada Rapur Jumat

Kompas.com - 16/05/2023, 16:19 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Surat presiden (surpres) tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset tidak dibacakan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani dalam rapat paripurna DPR RI pembukaan Masa Persidangan V Tahun 2022/2023 hari ini, Selasa (16/5/2023).

Namun, Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul menduga surpres itu bakal dibacakan dalam rapat paripurna yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat, (19/5/2023).

“Jadi, kalau hari ini belum dibacakan mungkin hari Jumat. Setelah itu, baru dibahas oleh pimpinan. Kemudian, pimpinan melakukan Bamus (Badan Musyawarah DPR RI),” ujar Bambang Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, nantinya Bamus akan menentukan proses pembahasan RUU Perampasan Aset. Sangat mungkin, penggodokannya melibatkan Komisi III dan Komisi XI.

Baca juga: Surpres RUU Perampasan Aset Tak Dibacakan Saat Sidang Paripurna, Puan: Belum Masuk Mekanisme

Dalam pandangannya, terbuka peluang pembahasan RUU Perampasan Aset bakal dilakukan melalui pembentukan panitia khusus (pansus).

“Tapi pansusnya itu dengan komisi semua atau dengan Komisi XI. Kan bisa (juga) cukup dengan panja atau perlu dengan pansus,” kata Bambang Pacul.

Ia juga memprediksi pembahasan RUU Perampasan Aset bakal berjalan cukup alot karena akan mengubah banyak hal dalam kehidupan masyarakat.

“Kalau soal perampasan aset, kami (yakin) akan banyak sekali yang ditanyakan,” ujarnya.

Baca juga: Mahfud Sebut Surpres RUU Perampasan Aset Telah Dikirim ke DPR

Diketahui, RUU Perampasan Aset merupakan inisiatif pemerintah dan bakal dibahas bersama dengan DPR RI.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken surpres tersebut, dan mengirimkannya ke DPR RI pada Jumat (5/5/2023).

RUU Perampasan Aset itu digadang-gadang bisa menjadi salah satu solusi untuk memperkuat kinerja pemberantasan tindak pidana korupsi.

Sebab, dipercaya akan menimbulkan efek jera dengan memiskinkan para koruptor.

Baca juga: Wakil Ketua DPR Pastikan Proses RUU Perampasan Aset Sesuai Mekanisme yang Berlaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com