Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno Berpaling ke PKS, Pengamat Duga Pengajuan Proposal Cawapres PPP ke PDI-P Gagal

Kompas.com - 09/05/2023, 20:11 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan bahwa Sandiaga Uno yang kini memberikan sinyal ingin bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunjukkan indikasi gagalnya pengajuan proposal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada PDI-P.

Proposal yang dimaksud adalah PPP menawarkan Sandiaga Uno ke PDI-P sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.

Namun, karena diduga ditolak, maka Sandiaga Uno justru mendekatkan diri ke partai lain, yaitu PKS.

"Manuver dari Pak Sandi sebenarnya ini mengindikasikan bahwa proposal cawapres yang diajukan oleh PPP kepada PDI-P, sudah ditolak," kata Umam ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Jawaban PKS soal Kemungkinan Usulkan Sandiaga Uno Jadi Cawapres Anies

Kuat dugaan, menurut Umam, penentuan cawapres pendamping Ganjar juga dilakukan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Jika demikian, maka proses pencapresan bagi PDI-P bukan ditentukan oleh komunikasi dalam koalisi yang egaliter.

"Tetapi, akan ditentukan oleh Bu Mega. Nah itulah kenapa kemudian PPP tidak memiliki hak veto secara politik untuk menentukan siapa cawapres untuk mendampingi Ganjar," ujar Umam.

Lebih lanjut, Umam mengatakan, gagalnya proposal tersebut semakin jelas dari pernyataan PPP yang siap dan ikhlas apabila cawapres tidak dari internal partai mereka.

Baca juga: Belum Jelas dengan PPP, Sandiaga Uno Beri Sinyal Mau Gabung PKS

Dalam situasi ini, Umam mengungkapkan, Sandiaga Uno membutuhkan kepastian dalam karir politiknya ke depan terkait Pilpres 2024.

Oleh karena itu, Sandiaga dinilai mulai mencari alternatif selain PPP demi memuluskan tujuan politiknya pada Pilpres mendatang. Caranya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu mulai bermanuver mendekati PKS.

Sementara itu, Umam mengingatkan bahwa PKS sudah mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Dia ingin mengulang duet Anies-Sandi melalui pendekatan dengan PKS. Model pendekatannya apa? Enggak akan lebih dari dua strategi, pertama transaksional. Kedua, skema naturalisasi yang juga dia lakukan, gimik itu dulu di 2019," katanya.

"Dulu, dia (Sandi) bilang, nanti saya akan keluar dari Gerindra akan masuk ke PAN, ternyata juga enggak kejadian. Dia tetap mencari zona nyaman yang bisa men-secure kepentingan dia," ujar Umam lagi.

Baca juga: PKS Buka Pintu untuk Sandiaga yang Kode Mau Berjuang Bersama Lagi

Diberitakan sebelumnya, Sandiaga Uno melempar sinyal bahwa dirinya ingin bergabung dengan PKS usai pamit dari Partai Gerindra.

Sandiaga menyatakan dirinya ingin kembali berjuang bersama dengan PKS.

Halaman:


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com