Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pertemuan Jokowi dan Parpol Koalisi, PPP: Kok PKS yang Meradang, "Slow"-lah!

Kompas.com - 09/05/2023, 12:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek mengaku heran dengan sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terkesan meradang atas pertemuan Presiden Joko Widodo dengan enam ketua umum partai politik di Istana Merdeka, pekan lalu.

Awiek menyampaikan itu untuk merespons pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menyoroti tak diundangnya Partai Nasdem ke Istana, meski masih menjadi bagian dari koalisi pemerintahan.

"Lah kok PKS yang meradang? Kok PKS yang meradang? Kan (PKS) enggak ada kaitan dengan koalisi Jokowi. Kok PKS yang meradang?" kata Awiek kepada Kompas.com, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Pengamat: Jokowi dan Surya Paloh Punya Pilihan Capres Sendiri, Hubungannya Jadi Kusut

Awiek lantas menyinggung bahwa pertemuan serupa juga pernah terjadi di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, kata dia, saat itu sepertinya PKS juga pernah tidak diundang.

"Di zaman SBY itu ada pertemuan pertemuan partai koalisi, dan kayanya PKS yang enggak diundang. Biasa saja kan, itu pernah terjadi. Meskipun konteksnya berbeda," singgung Awiek.

Oleh karena itu, Ketua DPP PPP ini meminta PKS bersikap santai menanggapi pertemuan Jokowi dengan para ketum parpol koalisi di Istana.

Apalagi, jelas Awiek, pertemuan itu sama sekali tak membahas politik praktis 2024.

Baca juga: Hasto Ungkap Megawati dan Jokowi Sudah Bahas Cawapres Ganjar

"Dan pertemuan itu kan digelar atau pun dilakukan di luar jam kerja. Dan tidak ada undang-undang yang dilanggar. Ya, santai sajalah, slow sajalah," pinta dia.

"Apalagi pertemuan itu agenda utamanya adalah membahas terkait perkembangan ekonomi global," sambungnya.

Awiek mengaku heran karena PKS seakan meradang terkait pertemuan di Istana dibandingkan Nasdem.

Menurut dia, Nasdem justru lebih santai menanggapi pertemuan di Istana meskipun partai besutan Surya Paloh itu tak diundang hadir.

"Saya malah heran, kok malah PKS yang sewot gitu. Wong Nasdem yang enggak diajak saja santai saja," pungkas Awiek.

Baca juga: Komando Jokowi untuk Relawan Dukung Capres Diumumkan Minggu Ini

Sebelumnya diberitakan, Mardani menyoroti bagaimana Jokowi mengaku sengaja tak mengundang Partai Nasdem karena partai besutan Surya Paloh itu dianggap sudah membentuk koalisi sendiri.

Padahal, meski menyongsong Pemilu 2024 bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama PKS dan Demokrat yang merupakan partai oposisi, Nasdem belum secara resmi keluar sebagai partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi.

"Kalau (undangan Jokowi di Istana Merdeka sebagai) presiden, mestinya kumpulnya bahas tentang negara, Nasdem diundang saja. Kalau perlu, PKS diundang semua," kata anggota Komisi II DPR RI itu.

"Kalau mau bahas yang khusus, di tempat lain, jangan di Istana Negara," ujar Mardani melanjutkan.

Mardani juga menyoroti bagaimana Jokowi kerap menampilkan diri cawe-cawe dalam pembentukan Koalisi Besar jelang Pemilu 2024 dan menyampaikan preferensi politiknya terhadap kandidat penerusnya.

Baca juga: Netralitas Jokowi Dipersoalkan, Dituding Paloh-JK, Dibela PDI-P hingga Relawan

Menurut dia, presiden seharusnya membiarkan dinamika politik berkembang dengan sendirinya dan tak menutup kemungkinan munculnya tiga sampai empat poros politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com