Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Luhut Usulkan Figur Cawapres Anies pada Surya Paloh yang Dibantah Nasdem

Kompas.com - 09/05/2023, 08:02 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat (5/5/2023) siang pekan lalu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengadakan pertemuan.

Pertemuan sepanjang 1,5 jam itu dihelat di Wisma Nusantara, Menteng, Jakarta. Setelah pertemuan, Luhut mengaku membicarakan sejumlah hal dengan Surya.

Salah satunya, terkait agenda Presiden Joko Widodo yang mengumpulkan enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Selain itu, Luhut juga mengklaim mengusulkan nama figur calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan yang diusung sebagai calon presiden (capres) oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Baca juga: Ditanya Siapa Saja 5 Kandidat Cawapres Anies, Begini Jawaban Surya Paloh..

“Pak Surya tanya, ya saya jawab. Ya kan saya ditanya ya saya jawab. Saya enggak perlu cerita (figur cawapresnya) siapa,” tutur Luhut pada awak media.

Ia pun mengaku telah memiliki kesepakatan dengan Surya untuk menjaga kondusivitas jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Ya kami sepakat semua harus damai, karena itu kepentingan republik. Ada perbedaan-perbedaan ya itu hal yang wajar,” ucap dia.

Nasdem bantah Luhut

Dihubungi terpisah, Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto menampik pernyataan Luhut itu. Ia yang juga menemani Surya dalam pertemuan itu menyatakan Luhut sama sekali tak mengatakan satu pun nama untuk menjadi pendamping Anies.

Baca juga: AHY Dinilai Bijak Membiarkan Anies Tentukan Bakal Cawapres

Malahan, lanjut Sugeng, Surya yang bertanya lebih dulu pada Luhut siapa sosok yang tepat untuk menjadi cawapres.

“Enggak ada itu ngasih nama. Confirm enggak ada. Saya itu di samping, orang saya dengar dialeknya,” kata Sugeng pada Kompas.com, Senin (8/5/2023).

Dianggap tak penting bagi Anies

Sementara ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (7/5/5/2023) Anies merasa bahwa jika Luhut benar-benar menyodorkan nama cawapres yang menurut Surya berpotensi, Anies akan langsung dipanggil setelah pertemuan mereka.

Namun, ia menuturkan, Surya sampai saat ini belum memanggil dirinya untuk membahas penentuan cawapres itu. Maka bagi Anies, tak penting usulan yang disampaikan oleh Luhut.

“Kalau tidak langsung disampaikan, berarti tidak urgent dan tidak penting,” ungkap dia.

Baca juga: Luhut Bilang Usulkan Cawapres Anies ke Surya Paloh, Nasdem Membantah

Hubungan Jokowi-Surya Paloh baik-baik saja

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menganggap bahwa hubungan Jokowi dan Surya tetap baik-baik saja.

Meskipun, Surya tak diundang Jokowi di dalam pertemuan dengan enam ketua umum parpol di Istana Merdeka, Selasa (2/5/2023) lalu.

Ali menyatakan Jokowi dan Surya bisa langsung menghubungi jika ingin bertemu. Maka keduanya tak perlu dimediasi oleh pihak ketiga yang bisa merasa sebagai pahlawan.

“Jadi sudahlah, hubungan Pak Surya dan Pak Jokowi akan membaik sendiri pada waktunya,” ujar dia.

Baca juga: Sempat Diusulkan Jadi Cawapres Anies, Aher Didaftarkan PKS Jadi Bacaleg DPR

Ia pun memandang, sikap Jokowi yang sampai kini tak meminta Nasdem mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju menunjukan bahwa hubungan keduanya tidak mengalami perpecahan yang berarti.

“Pak Jokowi orang yang menghargai hubungan persahabatan, Nasdem itu berada di kabinet bukan ujug-ujug (tiba-tiba). Nasdem (berada) di kabinet itu berjuang,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com