Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Bola Liar Lobi-lobi Koalisi Menuju Pemilu Presiden 2024

Kompas.com - 04/05/2023, 12:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEPEKAN terakhir, pemberitaan media massa masih tak jauh-jauh dari tarik ulur koalisi pengusung bakal calon presiden. Namun, gelagatnya perjalanan masih panjang. Bahkan, bisa jadi gulirannya pun mungkin saja bak bola liar, tak seperti bayangan awal.

"Kalau dalam sebulan ini tak ada deklarasi (pengusungan pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden) Anies (Baswedan) dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), besar kemungkinan peta koalisi akan berubah banyak, seperti bola liar," kata peneliti Institut Riset Indonesia (Insis) dan founder Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD), Dian Permata, Kamis (4/5/2023).

Pernyataan Dian hanya satu kalimat. Namun, implikasinya luas. Terlebih lagi, hingga tulisan ini tayang, laju pembentukan koalisi pengusung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden masih belum juga ada letupan besar.

Pengusungan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Jumat (21/4/2023), semula diyakini akan mengubah proyeksi peta koalisi pengusung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden untuk Pemilu Presiden 2024

Baca juga: Proyeksi Peta Politik setelah PDI-P Usung Ganjar Pranowo: Akan Ada 2, 3, atau 4 Koalisi? 

Kepastian rencana PDI-P mengusung Ganjar disebut akan memunculkan skenario realistis untuk Pemilu Presiden 2024, yaitu diikuti tiga koalisi pengusung pasangan calon, yang itu adalah poros Ganjar, poros Prabowo Subianto, dan poros Anies.

Kemungkinan kejutan

Namun, Dian memperkirakan bisa saja skenario yang nanti terjadi justru di luar dugaan. Misal, kata dia memberi contoh, Prabowo berpasangan dengan Anies. Dalam hal skenario ini terjadi, Dian berkeyakinan Partai Golkar berpeluang menjadi salah satu partai yang akan turut merapat. 

"Bisa jadi Anies menjadi bakal calon wakil presiden untuk Prabowo, dengan pertimbangan dan mungkin deal tertentu bersama Partai Demokrat. Misal, AHY nantinya di-plot untuk DPR," papar Dian memberi contoh. 

Sejumlah sudut pandang melatari kemungkinan skenario ini, termasuk sejumlah kasus hukum yang masih bergulir. Contoh, Partai Demokrat masih harus menghadapi upaya peninjauan kembali (PK) terkait kepengurusan partai. Belum lagi kasus pidana yang membayangi kader partai dari wacana Koalisi Perubahan.

Adapun kemungkinan Partai Golkar bisa merapat ke skenario Prabowo-Anies ini, menurut Dian karena punya kedekatan tersendiri secara emosi. "Deal-deal bisa lebih enak dengan Prabowo," ujar dia.

Belum lagi, lanjut Dian, Partai Golkar juga punya pengalaman bahwa bergabung ke koalisi pengusung Jokowi pun ternyata tak memberikan banyak kursi kabinet bagi partai peraih suara ketiga terbanyak di Pemilu Legislatif 2019 ini. Lalu, belajar dari kabinet periode kedua Jokowi, partai di luar koalisi pengusung nyatanya bisa masuk pula ke jajaran para pembantu presiden. 

"DNA Golkar tidak pernah di luar kekuasaan. Mau masuk koalisi yang mana pun, Golkar akan menemukan cara mendapatkan bagian di kekuasaan. Namun, probabilitas sekarang, Golkar akan lebih diuntungkan bila merapat ke (skenario) Prabowo-Anies," ujar Dian. 

Kalaupun Golkar tetap berkehendak mengusung pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2024 dan ada lebih dari dua pasangan kandidat berkontestasi, Dian memperkirakan partai ini cenderung tidak merapat ke poros Ganjar dan siapa pun pasangannya nanti pada putaran kedua.

Baca juga: Dari Lobi-lobi Koalisi, Kue Kekuasaan Mulai Diiris

Peran Jokowi dalam lobi-lobi koalisi

Yang cukup membetot perhatian publik juga adalah pertemuan para pimpinan partai politik dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sejak sebelum Ganjar Pranowo—koleganya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)—dinyatakan akan menjadi bakal calon presiden di Pemilu Presiden 2024, Jokowi sudah kedapatan aktif menginisiasi wacana yang dibanderol sebagai Koalisi Besar.

Prabowo dan Partai Gerindra yang hingga tulisan ini tayang menyatakan masih tetap akan menjalankan kesepakatan internal mereka pada Agustus 2022 untuk mengusung lagi Prabowo menjadi bakal calon presiden di Pemilu Presiden 2024 adalah salah satu yang terus terlibat dalam pertemuan dengan Jokowi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com