KOMPAS.com - Penyuluh Perikanan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor, Jawa Barat (Jabar), Nurkholik berhasil membawa kelompok pembudidaya (pokdakan) di wilayahnya memanfaatkan lahan bekas sawah menjadi kolam budi daya hingga mampu memproduksi 3 ton ikan nila per tahun.
Keberhasilan Pokdakan Perikanan Air Tawar di Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang itu didapat berkat konsistensi Nurkholik sebagai pendamping dari perwakilan penyuluh perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP).
"Karena pembinaan dan pendampingan dari pusat ataupun dari pemerintahan berbasis kelompok, saya coba untuk mengarahkan mereka kepada pembentukan kelompok,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/5/2023).
Akhirnya saat akhir 2020, lanjut Nurkholik, terbentuk sekitar 10 anggota mengikrarkan diri ingin membentuk sebuah kelompok.
Baca juga: Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Polisi Sebut Aksi Mahasiswa Disusupi Kelompok Tertentu
Ia mengungkapkan, Kelompok Perikanan Air Tawar dibentuk sebagai bukti bahwa mereka mewujudkan keinginan untuk bisa mengembangkan perikanan di lingkungannya.
“Alhamdulillah sudah dilegalisasi juga dibuatkan surat keputusan (SK)-nya atas nama Kepala Desa Pabangbon," imbuh Nurkholik.
Untuk diketahui, Satminkal BRPBATPP merupakan satuan di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP.
Masyarakat Pokdakan Perikanan Air Tawar di Desa Pabangbon pun mengucapkan terima kasih kepada Nurkholik. Sebab, berkat pendampingannya, produksi nila di lahan bekas sawah warga meningkat dratis, dari mulanya 2 kuintal pada 2021 menjadi 3 ton pada 2022.
Baca juga: Alasan Berat Badan Naik Drastis Saat Liburan dan Cara Menurunkannya
Pokdakan Perikanan Air Tawar secara resmi berdiri pada Agustus 2020 dan baru memulai kegiatan budi daya pada akhir 2020.
Masyarakat di Desa Pabangbon awalnya memiliki aktivitas harian bertani dan berkebun. Mereka tidak memiliki kolam budi daya ikan sama sekali.
Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya mereka sepakat "banting setir" ke budi daya perikanan, dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup.
Kemudian, mereka mencari penyuluh perikanan setempat untuk membantu mewujudkan impian tersebut.
"Dengan kondisi seperti itu, saya terpanggil untuk mengembangkan potensi yang ada di Pabangbon dengan semangat dari warga,” ujar Nurkholik.
Baca juga: Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol, PPP Ungkap Potensi Wujudkan Dukungan untuk Ganjar-Prabowo
Para warga, lanjut dia, mulai bertahap dari nol, karena tidak mempunyai kolam ikan pada awalnya. Lokasi ini merupakan tegalan atau sawah yang tadinya bisa digunakan untuk palawija sekarang dibuat untuk lahan budi daya.
“Mereka gali sendiri, mereka bentuk kolam-kolam seperti ini menjadi hamparan untuk kegiatan budi daya," ucap Nurkholik.