Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sulap Bekas Sawah Jadi Kolam, Penyuluh Perikanan di Bogor Bantu Pokdakan Produksi 3 Ton Nila

Kompas.com - 03/05/2023, 13:48 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyuluh Perikanan Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor, Jawa Barat (Jabar), Nurkholik berhasil membawa kelompok pembudidaya (pokdakan) di wilayahnya memanfaatkan lahan bekas sawah menjadi kolam budi daya hingga mampu memproduksi 3 ton ikan nila per tahun.

Keberhasilan Pokdakan Perikanan Air Tawar di Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang itu didapat berkat konsistensi Nurkholik sebagai pendamping dari perwakilan penyuluh perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP).

"Karena pembinaan dan pendampingan dari pusat ataupun dari pemerintahan berbasis kelompok, saya coba untuk mengarahkan mereka kepada pembentukan kelompok,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Akhirnya saat akhir 2020, lanjut Nurkholik, terbentuk sekitar 10 anggota mengikrarkan diri ingin membentuk sebuah kelompok.

Baca juga: Demo Hardiknas di Makassar Ricuh, Polisi Sebut Aksi Mahasiswa Disusupi Kelompok Tertentu

Ia mengungkapkan, Kelompok Perikanan Air Tawar dibentuk sebagai bukti bahwa mereka mewujudkan keinginan untuk bisa mengembangkan perikanan di lingkungannya.

Alhamdulillah sudah dilegalisasi juga dibuatkan surat keputusan (SK)-nya atas nama Kepala Desa Pabangbon," imbuh Nurkholik.

Untuk diketahui, Satminkal BRPBATPP merupakan satuan di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP.

Masyarakat Pokdakan Perikanan Air Tawar di Desa Pabangbon pun mengucapkan terima kasih kepada Nurkholik. Sebab, berkat pendampingannya, produksi nila di lahan bekas sawah warga meningkat dratis, dari mulanya 2 kuintal pada 2021 menjadi 3 ton pada 2022.

Baca juga: Alasan Berat Badan Naik Drastis Saat Liburan dan Cara Menurunkannya

Pokdakan Perikanan Air Tawar secara resmi berdiri pada Agustus 2020 dan baru memulai kegiatan budi daya pada akhir 2020.

Masyarakat di Desa Pabangbon awalnya memiliki aktivitas harian bertani dan berkebun. Mereka tidak memiliki kolam budi daya ikan sama sekali.

Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya mereka sepakat "banting setir" ke budi daya perikanan, dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup.

Kemudian, mereka mencari penyuluh perikanan setempat untuk membantu mewujudkan impian tersebut.

"Dengan kondisi seperti itu, saya terpanggil untuk mengembangkan potensi yang ada di Pabangbon dengan semangat dari warga,” ujar Nurkholik.

Baca juga: Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol, PPP Ungkap Potensi Wujudkan Dukungan untuk Ganjar-Prabowo

Para warga, lanjut dia, mulai bertahap dari nol, karena tidak mempunyai kolam ikan pada awalnya. Lokasi ini merupakan tegalan atau sawah yang tadinya bisa digunakan untuk palawija sekarang dibuat untuk lahan budi daya.

“Mereka gali sendiri, mereka bentuk kolam-kolam seperti ini menjadi hamparan untuk kegiatan budi daya," ucap Nurkholik.

Setelah beberapa bulan pokdakan menjalani kegiatan budi daya, hasilnya cukup memuaskan. Namun malang tak dapat ditolak, orang yang diandalkan untuk permodalan meninggal dunia pada Februari 2021.

Kendati demikian, semangat Perikanan Air Tawar di Desa Pabangbon tak surut. Berkat kegigihan ditambah pendampingan dari Nurkholik, kelompok pembudidaya itu memilih tetap berproduksi hingga mampu meningkatkan hasil panen.

Sampai saat ini, Nurkholik masih mendampingi para pembudidaya di Bogor tersebut. Penyuluhan, pendampingan, pembinaan, monitoring, dan evaluasi terus ia lakukan untuk memastikan kualitas panen para pembudidaya bisa terus meningkat.

Baca juga: Artha Graha Peduli Gelar Penyuluhan Kesehatan dan Kegiatan CSSR

Respons positif berbagai pihak

Sebagai Ketua Pokdakan Budi daya Air Tawar, Mamat mengaku, pihaknya sangat terbantu dengan kegiatan pembinaan dari Nurkholik.

"Sangat dibantu sudah dibina oleh Bapak Nurkholik sebagai penyuluh perikanan. Budi daya tempat ini adalah ikan nila merah dan ikan nila putih," tuturnya. 

Lebih lanjut, Mamat mengungkapkan bahwa Nurkholik memberikan pembinaan tentang cara merawat dan memilih pembenihan untuk penanaman di kolam dan cara memberi pakan.

Senada dengan Mamat, Sekretaris Desa (Sekdes) Pabangbon Novi Firdaus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Nurkholik. 

Hal tersebut salah satunya ia sampaikan secara resmi pada program Bina Desa, atas kerja sama Puslatluh KP dengan Universitas Nasional (Unas) Jakarta beberapa waktu lalu. 

Baca juga: Pentingnya Bayar Zakat, Pengamat Unas: Potensinya Capai Rp 327 Triliun

Program tersebut berisi sosialisasi cara berbudidaya ikan nila, yang menampilkan narasumber Nurkholik dan Adang Saputra dari BRPBATPP.

"Melalui acara sosialisasi tentang perikanan, yaitu ikan nila oleh Kementerian KP, Alhamdulillah telah memberikan pembelajaran pembenihan ikan untuk Warga Desa Pabangbon. Kami berterima kasih kepada bapak Kholik yang telah membantu memberi penyuluhan keluarga kami di Desa Pabangbon,” ucap Novi.

Ia menjelaskan bahwa Nurkholik berjibaku dari kantor ke Pabangbon dengan jarak tempuh lumayan jauh.

Meski demikian, kata Novi, Nurkholik tidak merasa mengeluh dalam artian siap membantu untuk kelompok-kelompok pembudidaya yang ada di Desa Pabangbon.

“Terima kasih kepada Pak Kholik yang telah sudi membantu masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Cara Menghitung Hambatan dan Daya yang Dipakai Pada Energi dan Listrik

Meski demikian, Novi tak menampik jika kehidupan memiliki banyak hambatan dan rintangan yang datang, termasuk pada usaha budi daya nila Desa Pabangbon.

Misalnya, sebut dia, pandemi Covid-19 dan tidak lancarnya suplai pakan pada awal 2022.

Lagi-lagi berkat kegigihan pokdakan dan pendampingan dari Nurkholik, komoditas pun ditambah, tak lagi hanya nila, tetapi juga lele.

"Semenjak tidak lancar suplai pakan untuk nila, akhirnya anggota pokdakan coba juga ke lele secara bertahap, karena lele pakannya bisa dari sisa rumah tangga," kata Nurkholik.

Geluti dunia penyuluhan sejak 2008

Pokdakan di Desa Pabangbon bukan satu-satunya kelompok yang Nurkholik dampingi. Ia juga bukan penyuluh kemarin sore. 

Baca juga: Mentan SYL Minta Penyuluh Jadi Garda Terdepan Jaga Produktivitas di Musim Kemarau Panjang

Makan garam di dunia penyuluhan sudah Nurkholik geluti sejak 2008 sebagai Penyuluh Perikanan di Jakarta Utara (Jakut) dan lanjut di Bogor sejak 2011. 

Pada 2020, ia sudah mendampingi 11 kelompok dimintakan bantuan untuk medampingi Pokdakan Perikanan Air Tawar. Kemudian pada 2021, kelompok binaan Nurkholik bertambah menjadi 13 kelompok hingga saat ini. 

Penghargaan pun sudah pernah ia sabet sebagai Juara III Penyuluh Perikanan Bantu Tingkat Kabupaten Bogor Tahun 2018.

Upaya lelaki kelahiran Cirebon 45 tahun lalu ini telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Salah satu contohnya terjadi pada Pokdakan Mekar Tani di Barengkok, Bogor dengan komoditas lelenya.

Awalnya, Pokdakan Mekar Tani hanya melakukan usaha pembenihan. Selanjutnya dilakukan usaha pembesaran.

Baca juga: Mengenal Varikokel: Pembesaran Pembuluh Darah Vena di Skrotum, dari Gejala hingga Perawatannya

Kini Pokdakan tersebut merambah juga ke usaha pengolahan dan pemasaran, sehingga lengkap sudahlah dari hulu ke hilir.

"Awal hanya pembenihan dan menjual benih. Penghasilan dari menjual benih saja. Selanjutnya pembesaran juga untuk dijual dagingnya. Dan untuk pemanfaatan daging lele yang tidak terjual dibuat olahan ikan. Tentu ada peningkatan penghasilan, karena segmentasinya berkembang," jelas Nurkholik.

Belum cukup 13 kelompok, lulusan Teknologi Hasil Perikanan Institut Perikanan Bogor (IPB) ini juga ingin mengajak anak-anak muda dan mahasiswa untuk menggeluti bidang perikanan. Salah satunya bagi mahasiswa Unhas.

"Harapan saya pada pelaku usaha dan pelaku utama budi daya ikan, harapan terbesar saya adalah mereka bisa sukses dengan antusias dan semangat yang mereka miliki merupakan sumber daya yang tidak bisa tergantikan,” imbuh Nurkholik.

Baca juga: Faktor Penyebab Perubahan Potensi Sumber Daya Alam dan Penjelasannya

Ia meyakini, semangat yang besar untuk mengembangkan usaha budi daya dapat tercapai meski terdapat halangan, hambatan, rintangan sebesar apa pun.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono mendorong agar kegiatan pelatihan dan penyuluhan lebih rutin dilaksanakan kepada masyarakat terkait sektor kelautan dan perikanan sebagai upaya menambah tingkat kesejahteraan warga di berbagai daerah.

"Penyuluhan dan pelatihan harus rutin diberikan kepada masyarakat, agar masyarakat punya keahlian untuk menambah penghasilan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com