Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Bantah Benci OC Kaligis: Ada Konflik Kepentingan jika Pengacara Jadi Saksi Ahli Kliennya

Kompas.com - 28/04/2023, 19:18 WIB
Syakirun Ni'am,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah takut pada keterangan dan membenci pengacara Otto Cornelis (OC) Kaligis.

OC Kaligis diketahui menuding KPK membencinya usai hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) menolaknya menjadi saksi ahli dalam sidang praperadilan Gubernur nonaktif Papua, Lukas Enembe.

“KPK tidak pernah membenci pihak mana pun. Pihak yang sering mengkritik KPK pun kami sangat hargai,” kata Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/4/2023).

Ali menilai, hakim tunggal PN Jaksel sudah mengambil keputusan tepat dengan menolak OC Kaligis menjadi ahli dalam sidang praperadilan Lukas Enembe.

Baca juga: Hakim Tolak OC Kaligis Jadi Ahli di Sidang Praperadilan Lukas Enembe

Pasalnya, OC Kaligis merupakan pengacara Lukas Enembe. Hal itu membuka peluang timbulnya konflik kepentingan dan keterangan yang tidak objektif di dalam persidangan.

Menurut Ali, sebagai pengacara semestinya OC Kaligis memahami persoalan ini.

Juru bicara berlatar belakang Jaksa itu juga menilai tindakan mengajukan kuasa hukum sebagai ahli bagi kliennya sendiri adalah tindakan keliru.

“Hakim sudah benar menurut hukum menolak yang bersangkutan sebagai ahli untuk kliennya sendiri. Karena pasti ada konflik kepentingan dan tidak objektif keterangan yang akan disampaikan,” ujar Ali.

Baca juga: KPK Kembali Sita Aset Lukas Enembe Senilai Rp 60,3 Miliar

Ali mengatakan, bukti bahwa OC Kaligis merupakan kuasa hukum Lukas Enembe telah dibuka di depan hakim tunggal PN Jaksel.

Bukti itu menunjukkan bahwa OC Kaligis menjadi salah satu pemohon praperadilan Lukas Enembe.

KPK lantas mengingatkan semua pihak harus mematuhi semua ketentuan hukum acara yang berlaku.

Ia juga menekankan bahwa para pihak dalam persidangan itu, baik hakim, Tim Biro Hukum KPK, maupun pengacara Lukas merupakan orang-orang yang sangat memahami hukum.

“Dengan demikian kami tegaskan penolakan tersebut sama sekali bukan atas dasar kebencian,” kata Ali.

Baca juga: Ditolak Jadi Ahli Lukas Enembe, OC Kaligis: KPK Selalu Benci sama Saya

Pengacara Otto Cornelis (OC) Kaligis saat ditemui di depan Ruang Sidang Utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (27/4/2023). Hakim menolak OC Kaligis menjadi ahli dalam gugatan praperadilan Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Pengacara Otto Cornelis (OC) Kaligis saat ditemui di depan Ruang Sidang Utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (27/4/2023). Hakim menolak OC Kaligis menjadi ahli dalam gugatan praperadilan Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelumnya, OC Kaligis menuding KPK tidak menyukai keberadaannya karena kerap mengkritik kerja-kerja pemberantasan korupsi.

Pengacara tersebut juga mengungkit perkara korupsi yang pernah menjerat dan menyeretnya menjadi tahanan KPK.

"Saya ini masuk penjara karena hal yang tidak saya ketahui karena saya suka kritik KPK, KPK oknumnya korup saya bilang," ujarnya.

Tudingan itu dilontarkan OC Kaligis usai ditolak hakim menjadi saksi ahli dalam sidang praperadilan Lukas Enembe melawan KPK.

Sebelumnya, sikap hakim PN Jaksel menolak kesaksian OC Kaligis disampaikan setelah mendengarkan keberatan dari Tim Biro Hukum KPK.

“Berkenaan dengan ahli menurut pemahaman kami, Pak OC Kaligis ini terikat konflik kepentingan karena yang bersangkutan adalah penasihat hukum atau advokat dari pemohon Pak Lukas Enembe,” kata Koordinator Tim Biro Hukum KPK Iskandar Marwanto dalam sidang, Kamis (27/4/2023).

Baca juga: Praperadilan Lawan KPK, Kubu Lukas Enembe Hadirkan Margarito Kamis dan OC Kaligis Jadi Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com