JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat ketika Lebaran tinggal menghitung hari.
Sebelumnya, selama beberapa bulan ke belakang, penambahan kasus harian virus corona “hanya” berkisar di angka 200-300 kasus. Belakangan, kasus harian tembus angka 1.200.
Tak hanya itu, penambahan jumlah kasus aktif yang semula di bawah 100 kasus per hari pun kini menyentuh angka 600 kasus.
Baca juga: UPDATE 19 April 2023: Kasus Covid-19 Bertambah 1.242 dalam Sehari, Totalnya Jadi 6.760.755
Lantas, mengapa kasus Covid-19 naik jelang Hari Raya Idul Fitri?
Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 jelang perayaan Idul Fitri bisa disebabkan karena sejumlah hal.
Pertama, meningkatnya mobilitas masyarakat. Jelang Lebaran, sebagian besar penduduk mudik ke kampung halaman.
Terjadi kepadatan penduduk di jalan, rest area, stasiun, terminal, bandara, pelabuhan, maupun berbagai moda transportasi umum.
Peningkatan mobilitas juga terjadi di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan tempat-tempat makan karena adanya aktivitas buka bersama.
“Faktornya kenapa? Pertama, karena mobilitas yang tinggi saat mudik yang jumlahnya hampir 100 juta atau bahkan lebih,” kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (20/5/2023).
Baca juga: Jokowi: Penyebaran Covid-19 Mulai Meningkat, tapi Tak Perlu Menyikapinya secara Berlebihan
Pada Lebaran kali ini, kata Dicky, kasus Covid-19 meningkat juga karena penyebaran virus corona subvarian baru, XBB.1.15 atau Kraken dan XBB.1.16 atau Arcturus.
“Kedua, juga karena keberadaan subvarian seperti XBB.1.15 dan XBB.1.16 yang sangat efektif di dalam menginfeksi, menerobos imunitas,” tuturnya.
Dicky mengatakan, varian baru virus corona Kraken dan Arcturus berpotensi menginfeksi kelompok-kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia), orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, anak-anak, hingga petugas pelayan publik.
Mutasi Covid-19 juga disebut berpeluang meningkatkan reinfeksi atau infeksi ulang ke individu yang sebelumnya sudah pernah divaksin.
“Kasus infeksinya bukan yang pertama, mayoritas akan banyak yang kedua, ketiga, atau bahkan mungkin yang keempat,” ujar Dicky.
Selain itu, menurut Dicky, naiknya kasus virus corona juga tak lepas dari semakin abainya masyarakat terhadap protokol kesehatan.