Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Memanas di Sudan, Kemenlu Persiapkan Evakuasi WNI

Kompas.com - 20/04/2023, 15:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mulai mempersiapkan kemungkinan evakuasi WNI yang berada di Sudan, seiring dengan pertempuran di sana yang semakin panas dan membahayakan.

Namun demikian, Menlu Retno Marsudi menyatakan bahwa saat ini bukan saat yang tepat untuk melakukan evakuasi.

Indonesia tak ingin gegabah melakukan evakuasi di tengah eskalasi konflik yang terjadi.

"Pemberian bantuan logsitik tidak mudah dilakukan di tengah perempuran yang terus terjadi. Persiapan evakuasi terus dimatangkan, sambil menunggu saat yang tepat untuk dapat melakukan evakuasi, dengan terus mempertimbangkan keselamatan WNI," kata Retno dalam jumpa pers, Kamis (20/4/2023)

"Sekali lagi saya ingin garis bawahi, keselamatan adalah prioritas utama," ujar dia.

Baca juga: Menlu: Siaga 1, Situasi di Sudan Tidak Membaik Cenderung Terjadi Eskalasi

Menurut dia, berdasarkan informasi yang dihimpun dari duta besar Indonesia untuk Sudan di Khartoum, saat ini belum terdapat evakuasi warga negara asing di Sudan.

"Jadi belum ada evakuasi atau belum ada yang berhasil mengevakuasi warga negaranya dari Khartoum karena sekali lagi, kondisi keamanan yang tidak memungkinkan," kata Retno.

Ia mengaku telah memimpin rapat koordinasi persiapan evakuasi dengan lima perwakilan Indonesia di mancanegara, yakni KBRI Khartoum sendiri, KBRI Kairo, KBRI Riyadh, KBRI Addis Ababa, dan KJRI Jeddah.

Menurut dia, koordinasi di tingkat teknis akan terus dimatangkan.

Selagi meminta WNI di Sudan maupun kerabatnya di dalam negeri tetap tenang, Indonesia berharap agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) segera bertindak mengantisipasi pertempuran di Sudan yang semakin panas lewat jeda kemanusiaan.

Baca juga: Soal Konflik Sudan, Indonesia Berharap Dewan Keamanan PBB Terapkan Jeda Kemanusiaan

Pemerintah mengeklaim akan berupaya maksimal menjamin perlindungan WNI di Sudan.

"Beberapa upaya gencatan senjata belum membuahkan hasil dan kita tahu tanpa jeda kemanusiaan, distribusi bahan pangan dan juga operasional rumah sakit akan terhambat. Kondisi ini dapat menciptakan bencana kemanusiaan yang lebih buruk," ujar Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com