JAKARTA, KOMPAS.com - Subvarian baru Omicron XBB.1.16 atau subvarian Arcturus disebut bisa menjadi ancaman pada momen Lebaran pada tahun 2023.
Meski masih terkendali dan tidak mengerikan seperti varian Delta yang menyebar pada Juli 2021 lalu, subvarian ini dinilai lebih cepat bermutasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah memperingatkan bahaya Arcturus ini sangat mirip dengan varian Kraken atau XBB.1.5 yang mendominasi di Amerika.
Kraken adalah varian Covid-19 yang paling menular. Tetapi, mutasi tambahan pada protein lonjakan virus, yang menempel dan menginfeksi sel manusia, berpotensi membuat varian tersebut lebih menular dan bahkan menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Untuk alasan ini, XBB.1.16 atau arcturus dianggap salah satu varian yang harus diperhatikan.
Baca juga: Bertambah 5, Kasus Covid-19 Subvarian Arcturus di Indonesia Jadi 7 Orang
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril menyampaikan bahwa subvarian baru ini menyebar di berbagai negara. Beberapa negara bahkan telah melaporkan kenaikan kasus.
"Ada 22 negara yang melaporkan terjadi kenaikan kasus, 5 terbesar adalah India, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Australia," kata Syahril di gedung Adhyatma Kemenkes, Senin (17/4/2023).
Di Indonesia sendiri, Arcturus sudah dideteksi masuk dan menginfeksi 7 orang.
Menurut laporan Kemenkes awal pekan ini, terdapat tambahan 5 kasus dari sebelumnya hanya 2 kasus.
Syahril mengatakan, lima kasus tambahan itu berasal dari dua wilayah, yaitu dari Surabaya dan Jakarta.
Baca juga: Lima Kasus Covid-19 Arcturus Berasal dari Transmisi Lokal
Secara rinci, yakni dari National Hospital Surabaya Jawa Timur, RS Graha Kedoya Jakarta, Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia, dan RSUD Kebayoran Baru.
"Ada tambahan lima (kasus), dua dari Surabaya dan tiga di Jakarta. Alhamdulillah semua dalam keadaan gejala yang ringan," ujar Syahril.
Kelima kasus ini merupakan transmisi lokal. Artinya, enam kasus Arcturus di Indonesia berasal dari transmisi lokal dan satu dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), yaitu India.
Gejala Arcturus yang paling sering dialami adalah mata merah, batuk, demam, tidak nafsu makan, sakit di seluruh badan, dan sebagainya.
Baca juga: Dampak Omicron Arcturus Diprediksi Terasa 2-3 Minggu Lagi, Anggota DPR Wanti-wanti Momen Lebaran
Ancaman arcturus ini datang di tengah longgarnya kebijakan Covid-19 selama masa Lebaran, menyusul dihapusnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Terlebih, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet telah resmi ditutup pada 31 Maret 2023 lalu.