Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tragedi Kanjuruhan Desak Kejagung Kawal Proses Banding dan Kasasi secara Serius

Kompas.com - 11/04/2023, 22:05 WIB
Singgih Wiryono,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban tragedi Kanjuruhan mendatangi Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia untuk mendesak Kejagung mengawal proses banding dan kasasi secara serius. Khususnya pada putusan bebas dua terdakwa kasus tragedi Kanjuruhan yang diputuskan pertengahan Maret 2023.

"Akan kita dorong atau mendesak kepada Kejaksaan Agung mengawal secara serius proses banding dan juga kasasi terhadap putusan bebas terhadap dua terdakwa kepolisian," ujar kuasa hukum keluarga korban, Daniel Siagian saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Selasa (11/4/2023).

Baca juga: Keluarga Korban Tagih Janji Jokowi Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan

Dia mengatakan, desakan itu diperlukan agar proses banding dan kasasi bisa memberikan keadilan kepada para korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan.

"Diharapkan bahwa Hakim pada tingkat kedua Pengadilan Tinggi Jawa Timur dapat memberikan putusan dengan pidana maksimal kepada para terdakwa," tutur dia.

Selain ke Kejagung, Daniel juga telah mengadukan kasus itu kembali ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Harapannya, Komnas HAM bisa segera menetapkan kasus tersebut sebagai pelanggaran HAM berat dan bisa dibawa ke pengadilan HAM.

Sebagai informasi, kasus pidana terkait tragedi Kanjuruhan sudah diputuskan di Pengadilan Negeri Surabaya sejak 16 Maret 2023 dan sedang dalam proses banding.

Baca juga: Datangi Bareskrim, Sejumlah Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Keadilan

Tiga terdakwa anggota polisi dalam tragedi Kanjuruhan telah menjalani vonis, dua di antaranya divonis bebas.

Mereka yang divonis bebas adalah mantan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi dan Mantan Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto.

Sementara itu, terdakwa polisi yang divonis satu tahun enam bulan penjara adalah Mantan Komandan Kompi 1 Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan.

Dalam perkara yang sama, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris divonis satu tahun enam bulan penjara. Sedangkan terdakwa Security Officer Suko Sutrisno dihukum penjara selama 1 tahun.

Adapun tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa kematian masal yang disebabkan oleh lontaran gas air mata yang ditembakan petugas ke tribun penonton Stadion Kanjuruhan usai pertandingan sepakbola Arema FC menjamu Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022.

Gas air mata tersebut kemudian menyebabkan masa panik dan berdesakan keluar sehingga menyebabkan kematian masal. Setidaknya ada 135 korban jiwa akibat peristiwa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com