Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kemungkinan Tinggalkan Gerindra jika Prabowo Pilih Ganjar, PKB: Tak Bisa Berandai-andai

Kompas.com - 22/03/2023, 15:26 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (PDI-P) untuk Pilpres 2024 terus bergulir. Bahkan, PDI-P kini mulai 'melunak' terkait wacana tersebut, setelah sebelumnya menolak keras.

Adapun Partai Gerindra saat ini berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di mana PKB juga ngotot ingin mengusung ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), maju sebagai capres atau cawapres. Sedangkan PDI-P bisa sendirian menentukan pasangan capres-cawapres tanpa berkoalisi dengan partai apapun.

Lantas, apakah PKB akan meninggalkan Gerindra apabila Prabowo pada akhirnya betul-betul memilih Ganjar sebagai pendampingnya di 2024 nanti? Menjawab pertanyaan itu, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengaku belum bisa memastikan skenario tersebut.

"Belum tahu. Karena tidak bisa berandai-andai," ujar Daniel saat dimintai konfirmasi, Rabu (22/3/2023).

Baca juga: Endorsement Politik Kepala BIN untuk Prabowo Capres, dari Aura Jokowi sampai Kerutan di Dahi

Daniel mengingatkan bahwa sejauh ini Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang terdiri dari Gerindra-PKB masih berpotensi mengusung Prabowo-Cak Imin. Apalagi, Gerindra dan PKB telah membangun sekretariat bersama (sekber) untuk pemenangan Pilpres 2024.

Gerindra pun mengakui kalau cawapres terkuat untuk Prabowo adalah Cak Imin.

Sementara itu, terkait hasil ijtima ulama yang meminta Cak Imin mendeklarasikan capres-cawapres sebelum Ramadhan 2023, Daniel mengindikasikan hal tersebut tidak akan terjadi. Sebab, Cak Imin saat ini disebut sedang sibuk. Sementara 1 Ramadan 1444 H akan jatuh besok, Kamis 24 Maret.

"Kita tunggu saja. Tapi jadwal Cak Imin juga lagi full keliling," imbuhnya.

PDI-P 'melunak' soal Prabowo-Ganjar

Sikap PDI-P atas wacana duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pelan-pelan mulai melunak.

Awalnya, PDI-P menolak keras atas wacana tersebut dan bersikeras mendorong kadernya maju sebagai calon presiden (capres), bukan calon wakil presiden (cawapres).

Baca juga: Awalnya Tolak Wacana Prabowo-Ganjar, Sikap PDI-P Kini Melunak Usai Pertemuan Jokowi-Megawati

Akan tetapi, sikap PDI-P baru-baru ini mulai berubah. Bahkan, petinggi PDI-P tak mempermasalahkan atas wacana duet Prabowo-Ganjar.

Ini terjadi setelah Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (18/3/2023).

Meski awalnya bersikeras menolak skema Prabowo-Ganjar, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto belakangan memperlihatkan sikap melunaknya atas wacana tersebut.

Bahkan, Hasto menyiratkan sikap penolakannya yang berlahan berubah dan memaklumi atas wacana duet Prabowo-Ganjar.

"Itu kan satu wacana. Boleh dong wacana muncul. Ketika Pak Hashim ditanya, itu (Prabowo-Ganjar) prinsip senioritas," kata Hasto menjawab pertanyaan awak media di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Walaupun begitu, Hasto mengatakan bahwa apabila menggunakan prinsip senioritas, maka bisa saja muncul wacana lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com