JAKARTA, KOMPAS.com - Suami istri terdakwa pembunuhan berencana, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, membantah sejumlah keterangan yang disampaikan Richard Eliezer atau Bharada E soal kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Bantahan itu disampaikan Sambo dan Putri usai mendengar kesaksian Richard dalam sidang pembunuhan berencana Brigadir Yosua yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).
Baca juga: Ferdy Sambo: Setelah Istri Saya Diancam Ditersangkakan, Saya Sampaikan Semuanya
Dalam kesaksiannya, Richard menyampaikan soal perintah penembakan Yosua, skenario baku tembak, hingga uang yang dijanjikan Sambo dan Putri untuk dirinya dan dua terdakwa lain dalam kasus ini yakni Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf.
Namun, sejumlah keterangan Richard itu kompak dibantah oleh Ferdy Sambo maupun Putri Candrawathi.
Di hadapan majelis hakim, Richard sempat mengungkap ihwal perintah penembakan yang disampaikan Ferdy Sambo di ruang kerja rumah pribadinya di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Menurut Richard, ketika itu Sambo menyuruhnya melakukan pembunuhan dengan menyebut bahwa Yosua harus "dikasih mati". Sambo juga disebut menambahkan amunisi ke senjata api milik Richard.
Richard mengatakan, di ruangan itu pula Sambo menyampaikan perihal skenario baku tembak antara dirinya dengan Yosua. Skenario tersebut pun diketahui oleh Putri Candrawathi.
Baca juga: Ferdy Sambo ke Bharada E: Kita Berdua Tanggung Jawab, Jangan Kau Libatkan Istri Saya, Kuat, Ricky...
Namun, Sambo menyangkal keterangan itu. Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri tersebut membantah adanya perintah pembunuhan hingga keterlibatan istrinya dalam kasus ini.
"Saya kira juga dalam kesaksian saya kemarin akan sangat berbeda dengan saksi pada hari ini. Mulai dari (kesaksian soal) di lantai 3 istri ada di samping saya, (perkataan) 'saya harus kasih mati anak ini', 'nanti kamu bunuh Yosua', kemudian 'kau tambahkan amunisi', serahkan peluru, isi peluru, permintaan senjata HS. Ini pasti akan saya bantah dalam kesaksian ini," kata Sambo dalam sidang.
Sambo juga mengaku dirinya tak pernah berteriak ke Yosua sambil memegang lehernya sesaat sebelum penembakan di rumah dinas Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Keterangan Richard soal dia diperintah menembak Yosua di TKP penembakan juga disangkal Sambo. Termasuk, Sambo membantah dirinya ikut menembak Yosua.
"Terkait dengan di Duren Tiga, (perkataan) 'sudah isi senjatamu', 'sini kamu', pegang leher, berlutut, 'woi kau tembak', kemudian sisanya saya menembak, kemudian saya maju kemudian juga saya melakukan penembakan," ujar Sambo.
Baca juga: Momen Bharada E Emosi Jawab Kuasa Hukum Ferdy Sambo: Saya Didoktrin Klien Bapak!
Sambo bersikukuh dia hanya memerintahkan Richard untuk menghajar Yosua. Terkait ini, Sambo berjanji bakal bertanggung jawab.
"Kalaulah saksi menyampaikan bahwa saya meminta menghajar kemudian saksi yang melakukan atau menerjemahkan itu perintah penembakan dari saya, saya akan bertanggung jawab," kata Sambo dengan suara bergetar.
"Tapi kita berdua yang bertanggung jawab. Kuat (Kuat Ma'ruf), Ricky (Ricky Rizal), istri saya, jangan kau libatkan," lanjutnya seolah menahan tangis.