Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Relawan Jokowi Saling Kritik

Kompas.com - 06/12/2022, 13:24 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerak-gerik relawan Joko Widodo akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik setelah digelarnya acara silaturahmi relawan bertajuk "Gerakan Nusantara Satu" di Gelora Bung Karno (GBK) pada 26 November 2022.

Kegiatan yang dihadiri secara langsung oleh Presiden Jokowi itu diikuti ribuan relawan.

Pihak panitia menyebutkan, acara diikuti para relawan dari seluruh Indonesia.

Dalam gelaran itu, Jokowi menyampaikan agar relawannya memilih calon pemimpin dengan sejumlah ciri, salah satunya berambut putih.

Baca juga: Bantah Relawan Jokowi jadi Calo Politik, Projo: Jo Man Pertama Kali Deklarasi Dukung Capres

Sebab, menurut Jokowi, pemimpin dengan banyak kerutan dan berambut putih berarti banyak berpikir untuk masyarakat.

Selain pesan dari Jokowi, acara itu pun diwarnai deklarasi para relawan yang menyatakan "2024 manut Jokowi" dan adanya sejumlah atribut yang menyerukan "Jokowi 3 periode".

Sejumlah pihak lantas menyampaikan kritik atas kegiatan itu.

Kritik antara lain menyoroti pelaksanaan kegiatan, penggunaan lokasi, pelibatan masyarakat dan kehadiran Presiden Jokowi yang memberikan kode-kode soal kriteria calon presiden (capres) masa depan.

Kritik juga datang dari Ketua Relawan Jokowi Mania (Jo-Man) Immanuel Ebenezer. Dia menilai bahwa relawan Jokowi kini sudah terbelah.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk "Ngopi dari Seberang Istana" yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKopi, Minggu (4/12/2022).

Pria yang akrab disapa Noel ini juga menyinggung soal hajatan "Gerakan Nusantara Satu". Ia menyebut acara itu sebagai "Event Jokowi paling buruk".

Noel mengaku diundang ke acara tersebur, tetapi undangan itu tiba pada detik-detik terakhir.

Baca juga: Relawan Jokowi Sodorkan Nama Capres, Immanuel Ebenezer: Ini Relawan atau Calo Ya?

Menurut dia, hal itu bukti bahwa soliditas relawan Jokowi sudah terbelah.

Ia mengaku tersingkir dari arus utama karena menolak usulan Jokowi menjabat sebagai presiden tiga periode.

"Kalau mau jujur, relawan Jokowi sudah tidak ada karena mereka sibuk soal cari uang buat event, yang satu cari lewat event dengan gerilya-gerilya politik," ujar dia.

"Yang satu sibuk juga menciptakan Jokowi jadi monster politik," kata Noel.

Dia mengatakan, keterbelahan kelompok yang mengaku sebagai relawan Jokowi itu tak dapat dilepaskan dari kepentingan masing-masing.

Tak hanya ada dua kelompok, menurut Noel, ada banyak faksi di dalam kelompok relawan.

"Saya di dalam sana. Jadi, saya tahu perilakunya satu-satu," ujar Noel dalam diskusi tersebut.

"Kalau Anda bilang ada 2 faksi sih tidak, (tapi) berfaksi-faksi. Ada kelompok yang (mendukung Jokowi) 3 periode, ada kelompok nyari duit dengan nyari event, wah, macam-macamlah," kata dia lagi.

Baca juga: Ketua Joman: Relawan Jokowi Terbelah Beberapa Faksi, Ada yang Cari Uang dan Incar Kursi Menteri

Noel beranggapan, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kualitas demokrasi Indonesia ke depan.

Sebab, relawan justru berupaya menjadi bagian dari penikmat kekuasaan yang disebutnya menyimpang.

"Ada yang mau perpanjang jabatannya, ada yang (karena) sedikit lagi pemilu, banyak menteri mau mundur (berpikir) 'Gue eksis, ah, biar bisa jadi menteri'. Nah banyak," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com