JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem bereaksi keras setelah mendengar laporan tentang isu tawaran 2 posisi menteri bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), supaya menarik dukungan bagi Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres).
Berita tentang reaksi Partai Nasdem itu memuncaki berita terpopuler.
Kemudian dari dunia hukum, pengacara keluarga Brigadir J bakal melaporkan asisten rumah tangga Ferdy Sambo, Susi, terkait kesaksiannya dalam sidang Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu.
Baca juga: Beri Pesan ke Relawannya, Anies: Bekerja Bersama Partai Nasdem
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya emosi saat ditanya mengenai isu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ditawari jatah dua menteri agar menarik dukungannya untuk mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres).
Willy curiga ada pihak yang mencoba menjegal Anies agar tidak maju ke Pilpres 2024.
Awalnya, Willy mengatakan politik Indonesia saat ini dianggap kotor.
"Kenapa politik kita hari ini dianggap bejat, dianggap kotor, dianggap suram? Narasi-narasi ini mendegradasi, mendegradasi dua ranah. Teman-teman catat ini, mendegradasi PKS, mendegradasi kekuasaan hari ini. You can imagine, kalau narasi ini dikembangkan," ujar Willy di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Baca juga: Pekan Ini, Nasdem Ajak Anies ke Medan untuk Perbesar Ceruk Suaranya
Nada suara Willy terdengar terus meninggi saat memberi penjelasan berikutnya.
Willy menyinggung bahwa PKS sejak awal sudah mendeklarasikan diri sebagai oposisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ibarat mau berbuka, ini sudah azan Ashar, sebentar lagi sudah azan Maghrib. Terus mereka ditawarin seperti itu? Dan mereka sudah statement, ini narasi yang benar-benar picik," tuturnya.
"Begitu juga dengan kekuasaan, bagaimana wajah kekuasaan ini ketika menerima itu? Benar-benar pragmatisme, benar-benar transaksional, dan benar-benar apa yang selama ini berkembang untuk menjegal Anies terjadi," sambung Willy.
Baca juga: Ridwan Kamil Condong Pilih Golkar, Nasdem: Kami Biasa Saja
Willy mengatakan, koalisi Nasdem-Demokrat-PKS sepakat menilai bahwa orang-orang yang berpolitik dengan narasi picik seperti itu adalah orang-orang yang memiliki pedoman politik hitam, kotor, dan kumuh.
Menurutnya, seharusnya politik di Indonesia dipenuhi dengan harapan dan kerja sama.
"Jadi saya melihat ini orang-orang yang tidak memiliki obligasi terhadap bagaimana majunya republik, sehatnya perpolitikan kita, matangnya demokrasi kita," paparnya.
Willy menegaskan dirinya mengutuk keras orang-orang yang berpolitik dengan cara picik seperti itu.